Dalam meme yang diunggah Ruhut Sitompul, Gubernur DKI Anies Baswedan tampak memakai baju adat suku Dani, Papua. Caption unggahan tersebut juga dinilai bersifat rasis.
- Bertilia Puteri
- Sabtu, 14 Mei 2022 - 12:02 WIB
WowKeren - Politisi Ruhut Sitompul baru-baru ini ramai diperbincangkan karena mengunggah meme Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Dalam meme yang diunggah Ruhut, Anies tampak memakai baju adat suku Dani, Papua. Caption unggahan tersebut juga dinilai bersifat rasis.
Akibat unggahan tersebut, Ruhut ramai dihujat di media sosial. Ia juga dilaporkan ke polisi atas tuduhan melanggar UU ITE.
Kekinian, Ruhut meminta maaf usai mendapat banyak hujatan. Menurut Ruhut, dirinya hanyalah manusia yang tidak luput dari kesalahan.
"Taunya aku dihujat habis-habisan tapi apa mau dikata apalagi yang hujat pada tidak tau permasalahannya," cuit Ruhut, Jumat (13/5). "Tapi aku harus berhikmat dan untuk semua yang masih marah-marah, maafkan aku manusia yang tidak luput dari kesalahan. Merdeka."
Adapun Ruhut membenarkan jika permintaan maaf yang diunggahnya ke Twitter berkaitan dengan meme Anies Baswedan yang sempat dicuitkannya. Namun politisi PDIP tersebut menegaskan bahwa permintaan maaf yang disampaikannya itu ditujukan kepada warga Papua.
"Tapi aku bukan minta maaf kepada Anies, tapi kepada orang-orang yang tersinggung, khususnya kepada orang Papua," jelas Ruhut kepada Kompas.com.
Menurut Ruhut, dirinya memang bisa menjelaskan alasannya mengunggah meme Anies tersebut. Namun Ruhut menilai tidak semua orang akan bisa memahami penjelasannya. Oleh sebab itu, Ruhut akhirnya meminta maaf.
"Supaya tidak ramai-ramai dan gaduh lagi," ujar Ruhut.
Di sisi lain, Ruhut juga sempat dibela oleh anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak. Menurut Gilbert, banyaknya hujatan untuk Ruhut di media sosial kemungkinan tidak berlaku di dunia nyata. Ia juga menegaskan bahwa unggahan Ruhut hanya bersifat pribadi dan tidak berkaitan dengan apa pun, termasuk partainya.
"Saya pikir apa yang dilakukan (Ruhut) adalah sesuatu yang bersifat individu ya. Namanya media sosial, kadang riuh di medsos tapi kita sendiri tidak melihat ada apa-apa di lapangan," katanya. "Sehingga kalau riuh di medsos ya mungkin hanya di medsos saja."
(wk/Bert)