Penembakan di Sekolah Texas Tewaskan 21 Orang, Publik Sayangkan Aturan Longgar Kepemilikan Senjata?
AFP
Dunia

Pada Selasa (24/5) terjadi pembantaian di sebuah sekolah dasar di Uvalde, Texas, yang membuat gubernur dan anggota parlemen Demokrat memohon pembatasan senjata.

WowKeren - Tragedi penembakan massal yang terjadi di Texas masih menuai sorotan. Tragedi itu memicu pembicaraan mengenai aturan kepemilikan senjata yang dianggap masih cukup longgar.

Mayoritas orang dewasa AS menilai jika penembakan massal akan lebih jarang terjadi jika senjata lebih sulit didapat. Menurut sebuah survei, sekolah dan tempat umum lainnya menjadi berkurang keamanannya dibanding dua dekade lalu.

Pada Selasa (24/5) terjadi pembantaian di sebuah sekolah dasar di Uvalde, Texas, yang membuat gubernur dan anggota parlemen Demokrat memohon pembatasan senjata. John Roman, rekan senior di NORC di University of Chicago, mengatakan jika jajak pendapat menunjukkan dukungan yang lebih tinggi untuk pembatasan di antara masyarakat umum setelah penembakan massal.

Menurut AP VoteCast, pada tahun 2020, sekitar setengah pemilih dalam pemilihan presiden mengatakan undang-undang senjata AS harus dibuat lebih ketat. Sedangkan sepertiganya mengatakan mereka harus dibiarkan apa adanya. Sebelumnya pada bulan Maret 2019, jajak pendapat AP-NORC menunjukkan mayoritas orang dewasa AS, 58 persen, menilai akan ada lebih sedikit penembakan massal di AS jika orang-orang dipersulit untuk mendapatkan senjata.


Data baru dari jajak pendapat AP-NORC yang dilakukan awal Mei menunjukkan 51 persen orang dewasa AS mendukung larangan nasional atas penjualan senapan AR-15 dan senjata semi-otomatis serupa, sementara 32 persennya menentang. Kemudian, 18 persen mengatakan mereka tidak memiliki pendapat.

Erica Martinez, 37 tahun dari Nebraska, marah atas penembakan itu, ketika remaja 18 tahun bisa dengan mudah membeli senjata dan menghabisi belasan nyawa. "Sejujurnya saya benar-benar berpikir bahwa itu bisa dicegah," ujarnya.

Data federal juga menunjukkan penjualan senjata meningkat secara signifikan selama pandemi COVID-19. Mike Miller, seorang konservatif berusia 68 tahun di Woodland Park, Colorado, mengatakan dia memiliki senjata untuk pertahanan dan berburu. "Saya pikir itu ada dalam konstitusi kami," ujarnya.

Roman menilai bahwa suara-suara orang yang mendukung pembatasan kepemilikan senjata cenderung semakin keras setelah penembakan massal, sehingga hal itu akan menciptakan jendela peluang bagi kebijakan pengendalian senjata sebelum surut lagi.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait