Rencana Tarif Rp 750 Ribu Dinilai Akan Sulitkan Umat Buddha Rakyat Kecil Untuk Naik Candi Borobudur
Pixabay/Marjo Groenewegen
Nasional

Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera dari Vihara Mendut, Magelang, Jawa Tengah, menyoroti kenaikan tarif tersebut akan membuat umat Buddha dari kalangan rakyat kecil kesulitan untuk naik ke Candi Borobudur.

WowKeren - Rencana kenaikan tarif tiket untuk pengunjung yang hendak naik ke Candi Borobudur menuai pro-kontra. Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera dari Vihara Mendut, Magelang, Jawa Tengah, menyoroti kenaikan tarif tersebut akan membuat umat Buddha dari kalangan rakyat kecil kesulitan untuk naik ke Candi Borobudur.

Umat Buddha pedesaan berjumlah cukup banyak di Jawa Tengah. Mereka sudah biasa beribadah di Candi Borobudur yang merupakan situs Buddha terbesar di dunia itu.

"Rakyat kecil sampai meninggal dunia pun tentu tidak akan mampu naik ke atas candi untuk melakukan puja atau pradaksina karena harus membayar biaya yang sangat mahal bagi mereka," jelas Pannyavaro dalam keterangan persnya, Senin (6/6).

Rencana pemerintah untuk membatasi pengunjung yang naik ke Candi Borobudur menjadi 1.200 orang per hari dinilainya memang sangat perlu untuk menjaga candi. Namun upaya itu dinilai bisa dilakukan tanpa menerapkan tiket yang dirasa mahal.

Menurut Pannyavaro, pembatasan dapat dilakukan salah satunya dengan metode antrean. Jika pengunjung sudah tidak bisa naik ke atas Candi Borobudur karena kuota sudah penuh untuk hari itu, maka mereka dipersilakan naik hari berikutnya. Pendaftaran juga bisa dilakukan secara online.


"Jadi jangan hanya yang punya uang saja yang boleh naik, atau dengan jalan lain harus menjadi bhiksu dulu, atau kembali menjadi murid sekolah," ujarnya. "Tentu hal ini sangat tidak mungkin."

Ia tidak mempermasalahkan jika umat Buddha memang harus mengantre untuk bisa naik ke Candi Borobudur. Hal ini sama saja seperti umat Muslim yang harus mengantre saat hendak menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.

"Biarlah umat Buddha sabar menanti antrean bisa naik ke atas candi kita sendiri. Seperti halnya saudara-saudara Muslim yang juga sabar menanti antrean naik haji sampai beberapa tahun," tukasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa pengelola kerap menemukan tindakan pengunjung yang melanggar ketentuan di kompleks Candi Borobudur. Seperti vandalisme hingga buang sampah sembarangan.

Luhut menegaskan bahwa Candi Borobudur perlu dijaga lantaran memiliki berbagai kerentanan dan ancaman. Berdasarkan kajian dari berbagai ahli, kondisi situs bersejarah itu mulai mengalami pelapukan. Selain itu, perubahan iklim, erupsi gunung berapi, dan gempa bumi juga menjadi tantangan tersendiri.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait