Kata Epidemiolog Soal Kenaikan Kasus COVID-19 di Indonesia, Imbas Pelonggaran Masker?
Unsplash/Kobby Mendez
Nasional

Tren kenaikan COVID-19 di Indonesia belakangan ini dilaporkan kembali terjadi. Atas peningkatan kasus COVID-19 itu, epidemiolog pun memberikan tanggapannya.

WowKeren - Belum lama ini, dilaporkan kembali terjadi tren kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia. Pada Minggu (12/6) kemarin, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menyatakan ada penambahan 551 kasus konfirmasi positif COVID-19.

Terkait dengan tren kenaikan kasus COVID-19 tersebut, Epidemiolog pun turut memberikan tanggapannya. Epidemiolog menyinggung tentang kebijakan lepas masker di ruang publik yang dinilai cukup berisiko.

Adapun epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa dari kondisi lonjakan kasus lagi seperti belakangan ini, seharusnya pemerintah Indonesia tidak boleh lupa kalau tidak bisa lepas dari situasi global. Situasi global yang dimaksud adalah kondisi COVID-19, di mana masih berstatus pandemi.

Sehingga, kata Dicky, kebijakan-kebijakan yang bisa diterapkan atau perlu dikeluarkan harusnya selaras dengan situasi global dan target terkendalinya kasus infeksi baru COVID-19 sampai pandemi dinyatakan benar-benar berakhir. Ia pun menilai terkait kebijakan memakai masker yang dicabut.


"Kebijakan (pakai) masker yang dicabut sebenarnya kita belum siap dengan literasi yang membangun persepsi, sehingga ya masyarakat banyak yang merasa bahwa itu artinya pandemi sudah berakhir," ujar Dicky kepada Kompas.com, dilihat Senin (13/6).

Sebagaimana diketahui, dalam pernyataan Presiden Joko Widodo sebelumnya, ia telah mengumumkan bahwa pelonggaran penggunaan masker untuk masyarakat sebagai tindak lanjut penanganan pandemi COVID-19 yang diklaim semakin membaik. Dalam pelonggaran ini, masyarakat diizinkan untuk membuka masker di ruang terbuka dan tidak padat orang.

Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa peningkatan kasus itu melebihi kasus yang terjadi pada 22 Mei 2022 lalu. "Jika dilihat pada grafik kasus positif COVID-19 mingguan, terjadi kenaikan 571 atau 31 persen dari kasus tanggal 22 Mei 2022, yaitu dari 1.814 menjadi 2.385 kasus mingguan," ungkap Wiku dalam konferensi pers melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, dilihat Senin (13/6).

Selain itu, kata Wiku, juga terjadi peningkatan kasus aktif COVID-19 dalam empat hari terakhir sebesar 328 kasus atau 10 persen dari kasus harian pada 2 Juni lalu, yakni 3.105 menjadi 3.322 kasus. Hal ini lantas dianggap mengkhawatirkan lantaran faktanya sampai sekarang, penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 masih terus terjadi.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait