Bertemu Dengan Menlu India, Menlu RI Singgung Kecaman Soal Penghinaan Nabi Muhammad
Twitter/Menlu_RI
Nasional

Pernyataan dua politisi India terkait Nabi Muhammad memicu kecaman dari publik dunia, termasuk Indonesia. Menlu RI pun menyampaikan hal tersebut saat bertemu dengan Menlu India.

WowKeren - Beberapa waktu lalu, politisi India dinilai menghina Nabi Muhammad dalam sebuah pernyataannya. Hal ini lantas memicu kecaman dari publik, termasuk Indonesia yang memang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam.

Kecaman di Indonesia pun membuat ormas Islam seperti Persaudaraan Alumni (PA) 212 menggelar aksi protes di kantor Kedutaan Besar (Kedubes) India di Jakarta pada Jumat (17/6) kemarin. Dalam aksi ini, mereka mendesak agar Dubes India meninggalkan Indonesia.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi diketahui menghadiri pertemuan para Menlu ASEAN-India di New Delhi, India. Dalam kesempatan tersebut, secara khusus, Retno menyampaikan kepada Menlu India bahwa Indonesia mengecam pernyataan 2 politikus yang menghina Nabi Muhammad SAW.

"Di dalam pertemuan komisi bersama tadi saya menyampaikan beberapa hal, saya sampaikan secara khusus kepada Menlu India mengenai keprihatinan dan kecaman terhadap pernyataan 2 politisi partai BJP yang menghina Nabi Muhammad," ujar Retno dalam keterangannya melalui kanal YouTube Kemlu RI, dilihat Sabtu (18/6).

Retno kemudian mengatakan bahwa Menlu India menyebut pernyataan soal Nabi Muhammad itu bukan lah merepresentasikan Partai Bharatiya Janata (BJP). Selain itu, juga bukan sebagai posisi dari pemerintah India.


Lebih lanjut, Retno mengatakan bahwa dua politikus India itu telah diberhentikan dari jabatannya dan juga dinonaktifkan dari BJP. Di samping itu, Menlu India menyatakan bahwa pihaknya menghormati semua agama.

"Lebih lanjut, Menlu India menjelaskan secara lebih rinci statement yang dikeluarkan oleh BJP antara lain, BJP menghormati semua agama, BJP menolak dengan keras penghinaan terhadap agama, dan BJP menentang dengan keras ideologi yang menghina atau merendahkan agama tertentu," jelas Retno.

Dalam pertemuan tersebut, Retno juga menyampaikan tentang pentingnya budaya toleransi. Menurutnya, dengan menghormati perbedaan agama bisa memperkuat persahabatan antarnegara.

Retno menambahkan bahwa Indonesia dan India akan melanjutkan program dialog antarkepercayaan (interfaith dialogue). Program ini disebut pertama kali dilakukan pada tahun 2018 lalu.

"Dalam pembicaraan tadi kita berusaha dalam interfaith dialogue yang kedua dapat dilakukan apabila tidak menjelang akhir tahun ini, maka dapat dilakukan pada tahun 2023," tutup Retno.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru