Waspada! Kelompok Teroris Manfaatkan Sifat Dermawan Masyarakat Indonesia Untuk Cari Dana
Unsplash/Roman Synkevych
Nasional

Peneliti Terorisme Universitas Indonesia mengungkap alasan kelompok terorisme di Tanah Air susah untuk diberantas. Rupanya difat dermawan masyarakat Indonesia jadi salah satunya.

WowKeren - Sejumlah kelompok paham radikal hingga organisasi terorisme hingga kini tampaknya masih tumbuh subur di Indonesia. Terbaru, muncul kelompok Khilafatul Muslimin yang diduga membelot dari Ideologi Pancasila. Selain itu, kelompok teroris seperti JI, JAD hingga NII juga masih menjadi ancaman untuk kesatuan NKRI.

Peneliti Terorisme Universitas Indonesia, Prof Solahudin Lutfi mengungkap salah satu faktor sulitnya memberantas pertumbuhan kelompok terorisme di Indonesia. Yaitu karena faktor kuatnya sumber pendanaan yang didapat.

"Kenapa satu kelompok teror bisa begitu kuat bertahan dalam berbagai tekanan salah satunya karena mereka mendapat support logistik melimpah," kata Solahudin dalam acara BNPT di Jakarta Pusat pada Senin (20/6).

Solahudin membeberkan jika suntikan dana yang didapat kelompok teroris ini turut memanfaatkan berbagai sumber dana yang ada berasal dari masyarakat. Solahudin pun berpesan agar BNPT turut mengawasi hal tersebut.


"Belakangan ini bahwa sebenarnya sumber dana berasal dari dana publik. Penting BNPT dan aparat untuk mengawasi hal ini," ujarnya.

Solahudin menyebut, para kelompok terorisme dan radikal itu sangat memahami kondisi masyarakat Indonesia yang dikenal dermawan. Sebagaimana data riset atas negara paling dermawan yang laporkan menurut World Giving Index pada 2021 lalu. Hal itulah yang akhirnya dimanfaatkan dengan mudah bagi para kelompok teroris untuk menggalang dama dengan berkedok donasi.

"Situasi ini dimanfaatkan kelompok-kelompok radikal dan teror untuk fundraising dimana uangnya uang publik, saya rasa negara harus lindungi masyarakat jangan sampai masyarakat nyumbang ke kelompok teror," jelas Solahudin memperingatkan.

Oleh sebab itu, Solahudin meminta agar aparat penegakan hukum perlu melakukan dan fokus kepada pendanaan kelompok radikal dan terorisme sebagai titik kuatnya kelompok tersebut masih bisa bertahan. Solahudin meminta aparat penegak hukum lebih fokus mengurai masalah terkait sumber pendanaan para kelompok teroris.

"Oleh karena itu penegakan hukum harus difokuskan terkait pendanaan, karena itulah bensinnya kelompok radikal. Sebagus apapun mobil yang dimiliki kalau bensin kosong tak bisa jalan, jadi menurut saya pertama penegakan hukum juga diarahkan kependanaan," pungkasnya.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait