Wacana Pisah Duduk Penumpang Batal, Dishub DKI Kaji Lebih Lanjut Gagasan Angkot Khusus Perempuan
Unsplash/Farel Yesha
Nasional

Dishub DKI Jakarta membatalkan rencana penerapan pemisahan tempat duduk penumpang laki-laki dan perempuan di transportasi umum. Dishub DKI memilih opsi lain.

WowKeren - Maraknya aksi pelecehan seksual di transportasi umum, termasuk angkot membuat warga DKI Jakarta, khususnya perempuan, makin resah. Untuk itu, sempat muncul wacana pemisahan tempat duduk penumpang perempuan dan laki-laki di dalam angkot oleh Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta. Namun kini wacana itu ternyata batal diterapkan.

Pembatalan itu mempertimbangkan situasi dan kondisi di lapangan. Dishub DKI pun kini memutuskan untuk mengkaji lebih lanjut soal wacana angkot khusus perempuan sebagai upaya mencegah terjadinya aksi pelecehan seksual di transportasi umum.

"Kita mengkaji lebih lanjut ide terkait angkot/mikrotrans khusus perempuan.Dengan mempertimbangkan kondisi yang ada di dalam masyarakat, terhadap wacana pemisahan penumpang laki-laki dan perempuan di dalam angkot saat ini belum dapat dilaksanakan," ungkap Kadishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo, Rabu (13/7, melansir iNews.id.


Selain itu, Syafrin turut mengungkap langkah lain yang dilakukan untuk menangani serta mencegah kekerasan dan pelecehan terhadap Perempuan dan Anak. Ia menyebut bahwa Pemprov DKI telah membentuk POS Sahabat Perempuan dan Anak (POS SAPA) di Moda Transportasi. Pos tersebut dilengkapi dengan nomor aduan 112 dan Petugas yang sudah terlatih dalam menangani kasus-kasus terkait.

"Fasilitas POS SAPA tersebut sudah terdapat di 23 halte Transjakarta, 13 stasiun MRT dan 6 stasiun LRT. Direncanakan ke depan POS SAPA akan terus ditambahkan termasuk menjangkau layanan Angkot," terang Syafirin.

Syafrin juga mengungkap bahwa para sopir Angkot yang tergabung dalam Program Jaklingko telah menerima pendidikan dan pelatihan dalam program Sertifikasi Pengemudi Angkot. Selain itu, berbagai fasilitas dan sarana lain juga telah dilakukan untuk mencegah serta menghadapi jika ada aksi pelecehan seksual di transportasi umum.

"Pemasangan CCTV diberbagai stasiun, halte, terminal dan kendaraan umum juga sedang dilakukan, untuk mendeteksi sekaligus mengurangi potensi gangguan tersebut. Bahkan, melalui Jaklingko, sistim ticketing terintegrasi akan melakukan penerapan konsep face recognition yang diyakini akan meningkatkan rasa nyaman para penumpang, terutama perempuan dan anak-anak," pungkas Syafirin.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait