ACT Disebut-sebut Punya Perusahaan 'Cangkang', Pendiri Bilang Begini
humas.polri.go.id
Nasional

Polisi mengungkap dugaan adanya perusahaan-perusahaan 'cangkang' yang terafiliasi dengan lembaga ACT. Pendiri ACT , Ahyudin pun memberikan tanggapan kurang memuaskan mengenai kabar tersebut.

WowKeren - Penyelidikan dan penelusuran terkait kasus penyelewengan dana oleh ACT (Aksi Cepat Tanggap) terus berjalan. Terbaru, ACT diduga telah mendirikan perusahaan baru yang sebenarnya menjadi 'cangkang' bagi lembaga tersebut. Pihak Kepolisian pun berjanji akang mengungkap nama-nama dari perusahaan yang diduga menjadi 'cangkang' ACT.

Sementara itu, pihak ACT tampaknya masih enggan menanggapi kebar tersebut. Ahyudin, pendiri Yayasan ACT berusaha mengelak ketika ditanya soal penemuan perusahaan 'cangkang' yang terafiliasi dengan lembaga filantropi tersebut.

"Itu kewenangan penyidik, langsung ke penyidik saja," ujar Ahyuding usai menjalani pemeriksaan, di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Kamis (14/7) malam.

Diketahui bahwa Ahyudin telah 5 kali menjalani pemeriksaan terkait kasus ACT. Dalam pemerikasaan kali ini, Ahyudin mengklaim masih sama seperti yang sebelum-sebelumnya.

“Saya yakin ini proses mencari fakta kebenaran sangat detail sekali, maklumlah," ungkap Ahyudin.


Tak hanya Ahyudin, Dalam pemeriksaan tersebut penyidik juga turut memanggil Manager PT Lion Mentari (Lion Air), Ganjar Rahayu. Ganjar diperiksa sebagai saksi.

Sementara ketika disinggung soal komunikasi dengan pihak Lion Ahyudin lagi-lagi mengelak. Ahyudin berusaha menghindar dan mengaku tak tahu menahu mengenai hal tersebut. "Ahh…saya enggak ngerti itu," ucap Ahyudin melansir Antara.

Meski begitu, Ahyudin menjelaskan bahwa dana dari Boeing yang disalurkan tidak dalam bentuk uang kepada masyarakat ke ahli waris, tetapi dalam bentuk program yang sampai saat ini masih berjalan. Namun, dirinya sudah tidak lagi memantau program tersebut sejak Januari 2022 hingga Juli karena bukan bagian dari pengurus.

Selain itu, Ahyudin menegaskan bahwa program tersebut memiliki laporan pertanggungjawaban. Pasalnya, program tersebut terkait bisnis antara ACT dan Boeing.

“Ada dong, belum selesai, kalau ada kekurangan itu, ini kan B to B (business to business) antara Boeing dengan ACT, kalaupun ada kekurangan sana sini tentunya nanti dievaluasi akhir dong, akan ditindaklanjuti, mana yang kurang tentu saja diperbaiki jadi gitu,” pungkas Ahyudin.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru