Apakah Usaha Diplomasi Jokowi saat Kunjungi Ukraina dan Rusia Membuahkan Hasil?
presidenri.go.id
Nasional

Presiden Joko Widodo membawa misi perdamaian dalam kunjungan diplomasinya ke Ukraina dan Rusia. Apakah kunjungan Jokowi saat itu membawa dampak perubahan pada hubungan Ukraina dan Rusia?

WowKeren - Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Ukraina dan Rusia beberapa waktu lalu sukses mencuri perhatian. Dalam kunjungannya itu, Presiden Jokowi juga membawa misi perdamaian. Berbagai pihak pun berharap bahwa misi perdamaian dalam kunjungannya ke Ukraina dan Rusia pada akhir bulan Juni lalu membawa pengaruh positif.

Lantas, apakah misi perdamaian yang ikut dibawa Presiden Jokowi dalam kunjungan tersebut membuahkan hasil? Menurut Guru Besar Hukum Internasional UI, Hikmahanto Juwana, apa yang dilakukan Presiden Jokowi tersebut telah mulai menunjukkan dampaknya.

Juwana menyebut pertemuan langsung wakil Ukraina dan Rusia di Turki pada Rabu (13/7) lalu merupakan salah satu contohnya. Menurut Juwana, langkah Jokowi yang menyampaikan isu krisis pangan global dalam kunjungan ke Ukraia dan Rusia pada Juni lalu merupakan salah satu upaya untuk gencatan senjata.

"Presiden yang membungkus upaya gencatan senjata dengan isu besar krisis pangan di negara berkembang menjadi dasar untuk pertemuan langsung wakil dari Ukraina dan Rusia di Turki kemarin tanggal 13 Juli," kata Hikmahanto dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (14/7) melansir Republik.co.id.


Hasil pertemuan antara Ukraina dan Rusia pada Rabu (13/7) lalu memang belum diketahui. Namun, Juwana menilai aksi tersebut menunjukkan bahwa kesadaran dari pihak-pihak yang bertikai telah muncul. Bahwa perang di Ukraina telah memunculkan krisis baru bagi dunia di tengah pandemi COVID-19 yang hingga kini juga masih belum bisa teratasi sepenuhnya.

Karena itu, pertemuan langsung Rusia-Ukraina perlu terus dijaga momentumnya sampai terwujudnya gencatan senjata. Hal itu menurut Juwana demi menyelamatkan dunia dari krisis, terutama negara-negara berkembang.

Sementara itu, diketahui bahwa delegasi militer dari Rusia, Ukraina, dan Turki bertemu pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Istanbul pada Rabu (13/7) kemarin, menurut Reuters. Pertemuan tersebut untuk memulai pembicaraan mengenai kelanjutan ekspor gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam Odesa ketika krisis pangan global makin memburuk.

Turki bekerja dengan PBB untuk menengahi kesepakatan setelah invasi Rusia di Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu telah mengerek harga gandum, minyak goreng, bahan bakar, dan pupuk. Diketahui bahwa Ukraina dan Rusia adalah pemasok utama gandum dunia.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru