Harga Tiket Pesawat ke Bali Disebut Masih Mahal, Wagub Harap Ada Subsidi Silang Dari Pemerintah
Nasional

Pemprov Bali mengungkapkan bahwa harga tiket pesawat dari luar negeri ke Bali masih terbilang mahal. Hal ini lantas dikhawatirkan bisa mempengaruhi jumlah wisatawan yang datang ke Pulau Dewata.

WowKeren - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebelumnya telah menetapkan besaran biaya tambahan alias surcharge untuk beberapa penerbangan. Meski begitu, Kemenhub juga mengimbau agar maskapai memberikan harga tiket pesawat yang terjangkau.

Di sisi lain, harga tiket pesawat yang mahal itu diketahui tidak hanya menjadi keresahan bagi para pelaku pariwisata di berbagai daerah, tetapi juga wisatawan. Misalnya di Bali, harga tiket pesawat dari luar negeri ke Pulau Dewata terbilang sangat mahal dibandingkan dengan destinasi lainnya.

Mengenai harga tiket pesawat ke Bali yang mahal itu disampaikan oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati. Atas hal tersebut, pria yang akrab disapa Cok Ace itu lantas berharap ada subsidi silang yang diberikan oleh pemerintah pusat, sehingga harganya bisa lebih wajar.

Cok Ace mengungkapkan bahwa harga tiket pesawat dari Australia ke Bali sekarang mahal, dibandingkan dengan dari Australia ke Thailand. Selain itu, ia juga mengatakan dengan harga tiket pesawat ke Bali yang mahal, turut menjadi tantangan tersendiri bagi pemulihan pariwisata.


"Itu (harga tiket pesawat) kebijakannya di pusat. Oleh karena itu, kami mohon pada pusat. Kenapa kalau penerbangan ke daerah lain bisa disubsidi silang oleh negaranya, kenapa Indonesia tidak?" ujar Cok Ace dalam forum diskusi bertajuk "Recover (Bali) Together: Menanti Solusi Kelangsungan dan Pemilihan Usaha", dilihat Jumat (12/8).

Lebih lanjut, Cok Ace mengatakan bahwa Pemprov Bali sudah berusaha untuk memberikan masukan kepada pemerintah pusat agar harga tiket pesawat ke Pulau Dewata bisa lebih murah. Ia pun mengungkapkan dengan harga tiket pesawat yang mahal, pihaknya bekerja keras untuk memperbaiki destinasi dan memberikan pelayanan yang terbaik, namun semuanya juga kembali lagi pada permodalan pengusaha.

Cok Ace kemudian menambahkan selain permasalahan harga tiket pesawat yang mahal, para pelaku pariwisata di Bali juga masih menghadapi tantangan lainnya karena pandemi COVID-19. Selanjutnya, para pengusaha juga dihadapkan dengan persoalan biaya operasional, SDM, hingga kewajiban untuk membayar utang.

Cok Ace lantas membeberkan meski hotel-hotel sudah beroperasi, namun kamar yang siap ditawarkan hanya kisaran 40-60 persen dari total kamar yang dimiliki. Pasalnya, ada kerusakan sarana prasarana akibat vakum selama dua tahun.

Di samping itu, kata Cok Ace, pelaku pariwisata di Bali tidak mudah untuk mendidik tenaga kerja profesional lantaran banyak SDM yang memilih beralih bekerja di kapal pesiar. Melihat segala permasalahan yang saat ini dihadapi, ia pun memprediksikan kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali hingga akhir tahun 2022 ini masih di bawah 2 juta orang.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru