Imbau Pasutri Tak Ribut Gara-gara Beda Pilihan Pemilu, Wamenag: Toleransi Harus Dijaga
kemenag.go.id
Nasional

Beda pilihan politik selama Pemilu tak jarang memicu kerenggangan hubungan dan kerukunan. Bahkan hubungan saudara dan pasangan suami istri pun bisa ikut renggang gara-gara punya pilihan beda.

WowKeren - Persiapan para partai politik jelang Pemilu 2024 semakin jelas. Para parpol yang siap maju ke Pemilu 2024 pun telah mendaftarkan diri ke KPU sejak 1 Agustus lalu.

Namun pesta politik 5 tahun sekali ini tak jarang juga menimbulkan berbagai perselihan. Bahkan di antara sanak saudara atau bahkan suami istri. Hal itu bisa terjadi ketika mereka mendukung pilihan politik yang berbeda saat Pemilu.

Masalah itu pun ikut disoroti oleh Wakil Menteri Agama RI (Wamenag), Zainut Tauhid Sa'adi. Ia pun mengimbau agar para pasangan suami istri, keluarga dan tetangga jangan sampai berseteru dan terpecah hanya karena beda pilihan politiknya.

"Saya tegaskan, menjelang tahun politik, jangan sampai gara-gara berbeda pandangan, berbeda pilihan politik, suami-istri bertengkar, tetangga tidak berteguran, antarsaudara tidak rukun," ujar Zainut dalam siaran pers, Minggu (14/8), melansir CNNIndonesia.com.


Zainut berpesan agar para ASN (Aparatur Sipil Negara) terutama yang berada di lingkunan Kementerian Agama untuk ikut berperan dalam menjaga kemanan tersebut. Zainut mengimbau agar para guru, penghulu hingga penyuluh agama untuk ikut andil dalam menjaga kerukunan dan perdamaian dalam kelompok masyarakat.

"Kita sebagai penghulu, penyuluh agama, guru, kita musti menjaga kerukunan dan perdamaian antar umat beragama, dan antar kelompok masyarakat," pesan Zainut.

Indonesia sebagai masyarakat majemuk yang lahir dengan keberagaman budaya diminta untuk terus menekankan sikap toleransi akan perbedaan. Termasuk perbedaan pendapat dan suara terhadap pilihan politik. Zainut berharap masyarakat Tanah Air terus mempertahankan sikap toleransi agar kerukunan dan perdamaian tetap terjaga.

"Sikap toleransi itu harus terpelihara agar kita tidak mudah dipecah belah dan diadu domba. Hal ini penting saya tekankan di saat kita menghadapi tahun politik yang penuh dinamika. Kita tidak boleh menganggap hanya kelompok kita lah yang paling benar, sementara kelompok lain itu salah," terang Zainut.

"Di dalam internal umat Islam saja kita punya banyak perbedaan, baik perbedaan mazhab-nya, organisasinya, bahkan pilihan politiknya. Perbedaan-perbedaan itu diperbolehkan selama tidak menyinggung permasalahan pokok atau ushul agama. Kecuali jika sudah menyinggung permasalahan ushul, seperti ada nabi setelah Nabi Muhammad, baru kita persoalkan, kerana itu bukan lagi perbedaan, melainkan penyimpangan," pungkasnya.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru