IDI Minta PTM Terus Diawasi Karena Long COVID pada Anak Punya Risiko Fatal
Nasional

Long COVID yang dialami seorang anak disebut punya risiko fatalitas yang cukup tinggi. Hal itu pun menjadi salah satu perhatian tersendiri bagi Satgas COVID-19 PB IDI.

WowKeren - Covid-19 hingga kini belum bisa sepenuhnya menghilang dari kehidupan manusia. Long COVID juga masih terus membayangi kehidupan sehari-hari. Termasuk bagi para penyintas COVID anak-anak.


Temuan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC menyatakan bahwa anak-anak dan remaja dengan Long Covid-19 berisiko mengalami kondisi yang fatal berupa peradangan jantung. Merespons temuan itu, IDI (Ikatan Dokter Indonesia) pun meminta pelaksanaan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) 100 persen masih harus terus diawasi.

"Oleh sebab itu IDI tidak putus mengatakan bahwa PTM yang sudah 100 persen harus dimonitor," ujar Erlina Burhan selaku Ketua Satgas COVID-19 PB IDI secara daring, Jumat (26/8).

Dijelaskan bahwa virus penyebab COVID tak hanya berkaitan dengan saluran pernapasan sebagai tempat masuknya. Namun juga di berbagai tempat lainnya. Hal itu yang menyebabkan ada pula kasus virus COVID tersebut bisa juga ditemukan di Jantung.


"Jadi Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2) ini ada beberapa tempat lainnya makanya kita bisa menemukan Covid-19 di jantung juga," jelas Erlina.

Di mana hal itu menurut Erlina menimbulkan peradangan otot jantung, yang apabila tak segera mendapat penanganan bisa berkibat fatal. Karena itu, Erlina meminta pemerintah agar benar-benar mengikuti aturan yang tercantuk dalam SKB 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di masa pandemi COVID-19.

Erlina mengakui kekhawatirannya akhir-akhir ini. ia pun menyinggung soal aturan yang telah dibuat dengan sempurna namun seringkali implementasi di lapangan tak sesuai dengan aturan yang diterapkan.

Selanjutnya Erlina mengimbau kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) hingga Dinas Pendidikan agar membentuk tim yang mengawasi pelaksanaan PTM sesuai dengan peraturan yang ada. Pasalnya, tenaga pendidik di sekolah dinilai tak akan sanggup dan efisien jika diberi tanggungjawab tersebut.

"Tenaga pendidik di sekolah tidak cukup melakukan proses belajar mengajar tapi juga mengawasi murid. Jadi kalau bisa minta bantuan dari orangtua. Bisa minta bantu agar aturan-aturan di monitor apakah dilaksanakan atau tidak," pungkasnya.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait