Rekaman Cewek di Bak Mandi 'In The Name of God: A Holy Betrayal' Semula Dilarang Netflix
MBC
TV

Sutradara 'In The Name Of God: A Holy Betrayal' mengungkap bahwa semula rekaman perempuan di bak mandi yang jadi pembuka episode 1 sempat membuatnya berdebat dengan Netflix.

WowKeren - Dokumenter Netflix yang berjudul "In The Name of God: A Holy Betrayal" tengah ramai dibahas oleh pemirsa dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sutradara serial dokumenter ini, Cho Sung Hyun, mengungkap tentang rekaman cewek di bak mandi yang mendapat banyak protes.

Pada Jumat (10/3), media setempat merilis wawancara dengan PD Cho Sung Hyun untuk membahas tanya seputar "In The Name of God: A Holy Betrayal". Adapun tujuan sang sutradara untuk menyampaikan kebenaran, tidak sedikit yang terkejut dan tidak nyaman dengan rekaman-rekaman di dalamnya.

Pada episode 1 hingga 3, "In The Name of God: A Holy Betrayal" menunjukkan sepak terjang pemimpin sekte JMS (dikenal juga dengan nama Misi Injil Kristen atau Providence), Jung Myung Seok. Dokumenter ini menguliti pemimpin JMS pernah dipenjara karena kekerasan seksual terhadap banyak pengikut perempuan.

Belum apa-apa, pemirsa sudah diperlihatkan rekaman suara pemerkosaan Jug Myung Seok dan video sejumlah wanita telanjang di bak mandi berkata, "Tuan, anda lelah. Mandi di bak mandi bersama kami." Mempertimbangkan kenyamanan semua orang, adegan-adegan yang dimaksud tidak disebarkan di media sosial dan hanya bisa ditonton di platform streaming terkait.

PD Cho Sung Hyun sadar betul jika video semacam itu akan memperoleh reaksi keras dan bahkan disebut sensasional. Namun tujuannya menempatkan rekaman tersebut di awal sengaja memberikan gambaran betapa mengganggu dan tidak nyamannya perilaku pemimpin JMS. Bahkan ada yang tidak percaya bahwa footage itu asli, kebanyakan berasal dari dalam sekte.

"Banyak orang merasa tidak nyaman dengan adegan bak mandi telanjang, tapi video ini bukan hal baru. Sudah diproses mozaik dan sudah keluar beberapa kali. Pada awalnya (JMS) mengatakan, 'Wanita menjual tubuhnya sengaja untuk mendapat uang,'" kata PD Cho.


Kemudian ia melanjutkan, "Sejak itu, (orang yang sudah keluar dari JMS) mengungkap bahwa video itu diambil orang dalam. Orang itu berkata, 'Itu adalah videoku mengenakan baju renang biniki.'"

Menurut PD Cho, jika video itu tidak ditunjukkan apa adanya maka JMS bisa memberikan pembelaan. Dengan cara apapun, Cho Sung Hyun akan membuat orang-orang yang ada di dalam sekte itu sadar dan barangkali bisa keluar dari sana. Termasuk dengan menunjukkan kebusukan demi kebusukan sekte.

Terkait video perempuan telanjang di bak mandi itu disebut sensasional, Cho Sung Hyun tidak sependapat. Bahkan Netflix juga sempat dibuat khawatir dan melarang rekaman utuh tanpa mozaik disertakan di awal serial.

"Apakah ada orang yang melihat adegan itu menganggapnya sensasional dan menarik secara seksual? Jung Myung Seok yang mendapat video itu mungkin merasa demikian. Tapi kupikir orang-orang dengan akal sehat dan kepekaan normal akan merasa tidak nyaman," ungkap PD Cho.

Kemudian terungkap bahwa sempat terjadi perbedaaan pendapat antara Netflix dan pihak produksi. PD Cho Sung Hyun bersikeras meletakkan rekaman itu di depan bahkan jika jumlah pemirsa akan jatuh.

"Netflix sudah menunjukkan kekhawatiran tentang adegan-adegan ini. Bagaimana pun dari sudut pandang produser, ini harus ada di depan. Bahkan jika penontonnya terjun bebas," tambah PD Cho Sung Hyun.

Sementara itu, "In The Name of God: A Holy Betrayal" mengkaji tentang 4 sekte sesat yang berkembang di Korea Selatan antara lain JMS, Lima Samudra (Odaeyang), Taman Bayi, dan Manmin. Serial dokumenter ini tengah menduduki puncak kategori acara TV Netflix Indonesia per Jumat (10/3).

(wk/inta)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru