Apa alasan Tata masih enggan menambah momongan?
- Wahyu
- Sabtu, 28 Juli 2018 - 13:09 WIB
WowKeren - Shinta Dewi atau yang lebih dikenal dengan panggilan Tata Janeeta ini merupakan mantan anggota grup vokal wanita Dewi Dewi dan Mahadewi. Usai hengkang dari grup bentukan Ahmad Dhani tersebut, ia memutuskan untuk meneruskan kariernya sebagai penyanyi solo.
Beberapa bulan ini Tata sedang menikmati kembali perannya sebagai seorang sitri. Seperti yang diketahui, kisah percintaan Tata memang dikenal rumit. Sampai akhirnya ia cerai di tahun 2013 dan kembali membuka hatinya untuk menjalin rumah tangga bersama Mehdi Zati di tahun 2018.
Pernikahan Tata terhitung sudah empat bulan sejak Mei silam. Sayangnya hingga saat ini keduanya masih menunda rencana menambah momongan. Mehdi sendiri mengaku di hadapan publik, bahwa ia tidak ingin memiliki anak dulu dalam waktu dekat.
"Mau nambah momongan," ungkap Mehdi saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta, baru-baru ini. "Hanya saja enggak sekarang."
Pasalnya, Tata sendiri sudah memiliki dua anak dari hasil pernikahan sebelumnya. Mehdi ingin membesarkan kedua anak Tata terlebih dahulu. Hal itulah yang menjadi salah satu faktor alasan untuk menunda momongan.
"Di rumah masih ada dua anak kecil," tambah Mehdi. "Jadi banyak yang harus diurus."
Mehdi juga mengaku khawatir jika buru-buru menambah momongan. Ia tidak ingin kedua anak Tata menjadi tidak terurus karena hadirnya seorang bayi di rumahnya. Mehdi takut jika perhatiannya akan berkurang kepada kedua anak Tata.
"Dua saja di rumah sudah nakal banget," tutur Mehdi. "Gimana kalau nambah lagi."
Mendengar pernyataan Mehdi, Tata justru meledeknya. Tata menganggap Mehdi akan memiliki anak ketika usianya sudah tak lagi muda. Namun hal itu ia sampaikan sambil bergurau.
"Iya, tunggu sudah tua baru mau punya anak," ucap Tata. "Jadi dia punya anak, tapi sudah tua sedangkan anaknya masih kecil."
Sementara itu, saat ini diketahui Tata sedang berbahagia lantaran lagunya masuk dalam kompilasi album "Story of A Broken Heart". Tata bersyukur karyanya bisa diterima oleh publik.
(wk/wahy)
