Dua SMA Jakarta Sebut Uang dari Panitian Asian Games 2018 Bukan Honor untuk Penari Ratoh Jaroe
INASGOC
Nasional

Menurut dua sekolah tersebut, sejak awal tidak ada pembicaraan soal pembayaran untuk para siswa tersebut. Uang itu merupakan dana operasional.

WowKeren - Pembukaan Asian Games 2018 telah berlangsung pada 18 Agustus lalu. Namun, kemegahan pesta olahraga terbesar di Asia tersebut masih menjadi perbincangan publik. Sayangnya, ada isu tak menyenangkan yang beredar akhir-akhir ini.

Kabarnya, 2.000 penari tarian saman atau Ratoh Jaroe yang berasal dari Aceh masih belum mendapatkan honor atas penampilan mereka. Berita yang beredar di media masa itu kemudian dibantah oleh Sekretaris Jenderal Panitia Pelaksana Asian Games (Inasgoc) 2018, Eris Herriyanto. Ia mengatakan bahwa pembayaran uang operasional telah ditransfer pada pihak sekolah masing-masing siswa yang berpartisipasi.

Menanggapi berita tersebut, dua sekolah di DKI Jakarta yang beberapa siswanya menjadi penari Ratoh Jaroe di ajang pembukaan Asian Games 2018 juga membantah adanya permasalahan pembayaran dari panitia penyelenggara. Sekolah juga telah menyiapkan apresiasi pada para siswa tersebut meskipun bukan dalam bentuk uang tunai.

Menurut Zainuddin, Wakil Kepala Sekolah SMAN 78 Jakarta, sejak awal tidak ada pembicaraan soal bayaran bagi para pelajarnya yang ikut tampil. Uang yang diberikan penyelenggara acara Asian Games 2018, INASGOC melalui lembaga Lima Arus adalah uang operasional untuk membiayai keperluan latihan menari para siswa. Ia juga menduga masalah honor tersebut timbul karena ada interaksi antara murid dengan penari lain yang berasal dari lingkungan luar sekolah.

"Sekolah diberi otoritas untuk mengelola untuk konsumsi, transportasi, sopir bus, obat-obatan, termasuk ongkos pendamping," ujar Zainuddin yang dilansir dari CNN Indonesia. "Mungkin di sana mereka bertemu dengan penari profesional dan semacamnya sehingga dapat cerita honor."


Uang operasional dikirim oleh panitia Asian Games 2018 sebanyak tiga kali, pada bulan April, Juli dan terakhir 17 September lalu. Dua diantaranya telah digunakan pihak sekolah untuk seluruh rangkaian latihan dan acara. Sementara dana ketiga, akan mereka pakai untuk memberi apresiasi pada para siswa tersebut.

Selain pihak SMAN 78, Wakil Kepala Sekolah SMAN 23 Jakarta Edi Susilo juga menyampaikan bantahan soal masalah honor tersebut. Edi menegaskan bahwa tidak ada istilah honor yang dijanjikan panitia pada para siswa.

"Semua perjanjian dipegang oleh Lima Arus," tutur Edi. "Dalam perjanjian itu enggak disebut honor tapi semua transportasi, konsumsi dan lain-lain ditanggung mereka."

Sama seperti sekolah sebelumnya, pihak SMAN 23 telah menghabiskan dua termin sebelumnya untuk operasional latihan para siswa penari tersebut. Dana termin ketiga baru masuk beberapa hari yang lalu.

Sementara itu, Herty Purba selaku Direktur Pembukaan dan Penutupan Asian Games 2018 mengatakan, dana yang diberikan pada masing-masing anak setiap hari selama 15 hari latihan yakni sekitar Rp 223 ribu. Pengelolaan dananya sendiri tergantung dengan kebijakan sekolah masing-masing. Dana tersebut dapat digunakan untuk menyiapkan kebutuhan mulai dari konsumsi, transportasi dan lainnya.

(wk/nris)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait