Penyelidikan Masih Terus Dilakukan, Begini Pernyataan Pihak Polrestabes Surabaya
Nasional

Kepolisian masih menyatakan bahwa tragedi tersebut terjadi lantaran kelalaian penonton sendiri, bukan dari pihak panitia.

WowKeren - Gelaran teatrikal "Surabaya Membara" yang diadakan untuk memperingati Hari Pahlawan pada Jumat (9/11) malam kemarin rupanya berakhir ricuh. Hal ini lantaran gelaran yang dilangsungkan di depan Kantor Gubenur Jawa Timur tersebut diwarnai dengan jatuhnya korban jiwa.

Atas kasus ini, pihak Polrestabes Surabaya pun segera melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) pasca kecelakaan kereta api di Viaduk Jalan Pahlawan, Surabaya, yang menyebabkan tewasnya tiga orang tersebut. Pasca merampungkan olah TKP, pihak kepolisian juga akan memeriksa sejumlah saksi termasuk panitia dari penyelenggara pagelaran "Surabaya Membara".

Brigjen Pol Muhammad Iqbal Wakapolda Jatim mengatakan bahwa pihaknya akan terus mendalami kasus ini. Terkait adanya dugaan kelalaian, pihaknya belum bisa memastikan. Sebab kasus ini masih dalam tahap penyelidikan.

"Ditangani Polrestabes Surabaya. Polisi pasti melakukan langkah-langkah awal yaitu penyelamatan terhadap korban. Lalu olah TKP, dan menanyakan beberapa saksi. Masih dilakukan penyelidikan dulu," kata Iqbal.

Sementara itu, sebelumnya Kombes Pol Rudi Setiawan Kapolrestabes Surabaya yang turun langsung ke TKP mengatakan bahwa sejumlah saksi mata menyebut saat itu ada beberapa masyarakat yang duduk di viaduk. Kemudian ada KRD Sidoarjo-Surabaya Pasar Turi yang lewat dan penonton berjatuhan.

Alhasil, tiga orang dinyatakan meninggal dunia dan belasan orang lainnya mengalami luka-luka. Hingga berita ini diturunkan, polisi masih terus mendalami kasus tersebut, termasuk mengecek kereta dan siapa masinisnya. Saat ini, keseluruhan korban telah dibawa ke rumah sakit PHC dan RSUD dr Soetomo.


"Kami baru selesai melakukan olah TKP di rel atas ini, di mana telah terjadi laka kereta api yang diperkirakan tiga orang meninggal dunia, enam orang luka-luka karena terjatuh," ungkap Rudi Setiawan di lokasi kejadian. "Saat kejadian itu ada kereta barang yang berjalan dari timur ke barat. Kita lagi cek kereta apa. Siapa masinisnya."

Lebih lanjut, Rudi juga mengkaim bahwa pemicu utama insiden ini bukan lantaran lokasi yang penuh sesak, melainkan akibat penonton yang mengambil lokasi yang salah untuk menyasikan teatrikal. Oleh karenanya, saat ini kepolisian masih menyatakan bahwa tragedi tersebut terjadi lantaran kelalaian penonton sendiri, bukan dari pihak panitia.

"Pemicunya bukan karena lokasi yang sesak tapi memang masyarakat mengambil tempat yang salah. Semestinya tidak duduk di viaduk dan sebelumnya juga sempat ada petugas yang memberikan imbauan," imbuhnya. "Kelalaian penonton. Sejauh ini kami belum menemukan indikasi itu (kalalaian panitia), nanti kita lakukan pendalaman. Ini memang ada perlintasan kereta api, tapi mereka tidak melihat dari situ."

Sementara itu, Gatut Sutiyatmoko Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya menegaskan bahwa jalur kereta tersebut setiap harinya memang aktif dilewati kereta penumpang dan barang. "KA sudah membunyikan semboyan 35 (seruling lokomotif) dan sudah berupaya mengurangi kecepatan sampai lk 15 km/jam. Padahal, kecepatan normal di jalur itu hanya 30 km/jam," ujar Gatut seperti yang diutip dari Suara Surabaya.

Terkait hal ini, sebelumnya Wakil Gubernur Jawa Timur, yakni Saifullah Yusuf (Gus Ipul) juga turut angkat bicara. Ia menyampaikan belasungkawa dan dengan tegas meminta agar polisi segera mengusut tuntas kejadian ini.

"Saya turut berbelasungkawa. Kegiatan ini sudah sering digelar. Tiap tahun tidak pernah ada musibah, tapi kenapa tahun ini harus ada korban jiwa," kata Gus Ipul. "Ini acara siapa? Prinsipnya, saya minta polisi segera mengutus tuntas. Panitia lapangan harus bertanggung jawab."

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel