Tagar #SandiwaraUno Ramai Dibicarakan, Habiburokhman Curiga Ada yang 'Kepanasan'
Nasional

Habiburokhman merasa geli dengan tagar #SandiwaraUno yang ramai dibicarakan di Twitter. Ia curiga ada pihak yang sedang melancarkan upaya provokasi.

WowKeren - Tagar #SandiwaraUno sempat viral di media sosial Twitter. Netter menduga bahwa cawapres nomor urut 2 tersebut berakting menjadi korban penolakan saat berkunjung di Pasar Kota Pinang Labuhanbatu pada Selasa (11/12) lalu.

Menanggapi hal ini, Sekretaris Direktorat Advokasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Habiburokhman tertawa geli. Menurutnya, tuduhan tersebut sangatlah lucu.

"Lucu sekali kalau mereka nuduh Sandi bersandiwara,” ucap Habiburokhman seraya tertawa dilansir detik pada Jumat (14/12). “Yang saya curiga jangan-jangan ini operasi pengusiran Sandi dan provokasi yang gagal total."

Sebaliknya, Ketua DPP Partai Gerindra itu justru curiga bahwa fenomena tersebut tak lain adalah jebakan. Beruntung, rakyat di sana tidak terprovokasi dengan hal tersebut.

"Mungkin ada yang kepanasan dengan gerilya Sandi di berbagai daerah lalu coba mengorkestrasi pemasangan poster seolah Sandi ditolak dan mereka targetkan Sandi marah dan terjadi ricuh,” terang Habiburokhman. “Alhamdullah Sandi dan rakyat di sana tidak terprovokasi. Karena dilindungi Allah, maka Sandi bisa lepas dari segala jenis jebakan Batman.”

Tagar #SandiawaraUno bermula ketika salah satu anggota BPN Prabowo-Sandi, Yuga, mengunggah potongan video. Video tersebut berisi tayangan yang melarang pencopotan poster “Sandiaga Pulanglah”.


Video itu kemudian menjadi viral karena diduga hanya rekayasa belaka. Hal ini tentu saja dibantah oleh Ahmad Riza Patria, Juru Debat BPN Prabowo-Sandiaga.

“Tidak mungkin Sandi sebagai cawapres membuat rekayasa, sandiwara, apa yang disebut playing victim, nggak lah. Nggak kelas,” terang Riza belum lama ini. “Sandi bukan tipe orang yang berbohong, bukan tipe orang yang merekayasa."

Ia tidak terima jika Sandiaga disebut-sebut bersandiwara. Sebab menurutnya, Sandiaga adalah orang yang jujur dan bersahaja.

"Kalau orang biasa bohong ya nggak apa-apa kalau dibilang pembohong, tapi kalau orang selama ini jujur, baik, santun, bersahaja, merakyat, tidak pernah berbohong, “ papar Riza. “Jangan dibilang tukang bohong, apalagi merekayasa," imbuhnya.

Pihak Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) juga sempat mengungkapkan bahwa fenomena tersebut merupakan respons publik. Sekjen PDIP Hasto mengingatkan akan kasus Ratna Sarumpaet yang sempat mencuat beberapa waktu lalu.

"Itu kan respons publik, artinya berpolitik harus dengan ketulusan, nggak usah playing victim,” terang Hasto. “Toh Ratna Sarumpaet sudah gagal sebagai playing victim, nggak perlu dicontoh-contoh lagilah.”

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru