Status Waspada, Gunung Anak Krakatau Sembur Awan Panas dan Kemungkinan Hujan Abu di Cilegon
Nasional

Berdasarkan arah angin, Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau memprediksi hujan abu akan mengarah ke Cilegon.

WowKeren - Gunung Anak Krakatau terpantau menyemburkan awan panas ke arah selatan sejak Rabu (26/12) sore. Berdasarkan laporan aktivitas vulkanik dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM, hingga pukul 18.00 WIB, Gunung Anak Krakatau diselimuti awan hitam.

Menurut Kepala Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, Windi Cahya Untung, asap kawah bertekanan kuat juga tampak berwarna hitam. Awan panas tersebut mencapai tinggi 500 meter di atas puncak kawah.

"Intensitas tebal dan tinggi 200-500 meter di atas puncak kawah," ujar Windi di Kabupaten Pandeglang, Rabu (26/12). "Teramati semburan awan panas ke arah selatan yang sudah mencapai lautan."

Gunung Anak Krakatau sendiri masih menunjukkan aktivitas dan mengeluarkan dentuman suara keras. Cuaca di sekitar gunung tersebut terpantau mendung. Hujan disertai dengan angin juga tampak bertiup lemah ke arah utara dan timur laut.

"Suhu udara 24 sampai 27 derajat," terang Windi. "Dan kelembaban udara 88 sampai 90 persen."


Meski demikian, status Gunung Anak Krakatau masih berada dalam level II atau waspada. Pihak BMKG juga menghimbau masyarakat dan wisatawan agar tidak mendekati kawah dalam radius 2 kilometer.

Melihat aktivitas Gunung Anak Krakatau, Windi menyebut adanya kemungkinan hujan abu. Berdasarkan arah angin, hujan abu diprediksi akan mengarah ke Cilegon.

"Mungkin saja, karena Gunung Anak Krakatau sampai saat ini masih mengalami erupsi," terang Windi kala ditanya kemungkinan hujan abu. "Dan arah serta kecepatan angin mengarah ke kota Cilegon."

Sebelumnya, BMKG menyebut bahwa tsunami yang terjadi pada Sabtu (22/12) malam lalu terjadi akibat adanya dampak gabungan dua fenomena alam, yakni gelombang pasang tinggi karena cuaca dan erupsi Gunung Anak Krakatau. Aktivitas Gunung Anak Krakatau yang menyebabkan gelombang tsunami di Selat Sunda membuat warga Indonesia cemas karena datang secara tak terduga.

Gunung Anak Krakatau sendiri tercatat hampir setiap hari mengalami erupsi sejak Juni 2018, namun erupsi yang ditunjukkan tidak terlalu besar. Tak hanya itu, Gunung Anak Krakatau juga masih bertumbuh, dengan pertambahan tinggi mencapai 4-6 meter per tahun.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait