Harga Tiket Pesawat Akhirnya Diturunkan, Menhub Beri Apresiasi ke INACA
Instagram/budikaryas
Nasional

Ke depan, pemerintah perlu mengkaji lebih dalam mengenai komponen apa saja yang menjadi beban bagi pihak maskapai.

WowKeren - Protes masyarakat Aceh soal naiknya harga tiket pesawat domestik membuahkan hasil. Banyaknya publik yang berbondong-bondong membuat paspor hanya untuk pergi ke Jakarta mendapat tanggapan dari Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Indonesia National Air Carriers Association/INACA). INACA kemudian sepakat untuk menurunkan harga tiket domestik.

Terkait hal itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi tindakan sejumlah maskapai yang menurunkan tarif pesawat terbang mulai hari ini. Meski demikian, Budi menilai hal ini bukanlah solusi permanen.

Ke depannya, ia menyebut pihaknya perlu melakukan kajian struktur harga secara lebih mendetaill. Hal ini untuk mengetahui komponen apa saja yang menjadi beban pihak maskapai sehingga mematok harga yang tinggi untuk memberikan pelayanan mereka.

"Saya mengapresiasi INACA yang dewasa memberikan suatu cara agar masyarakat tidak resah," kata Budi di Hotel Sahid, Jakarta pada Senin (14/1). "Namun demikian, ke depan kami harus secara detail melihat cost structure itu seperti apa saja yang sekiranya menjadi beban mereka."

Menurut Budi, faktor yang menyebabkan tingginya harga tiket pesawat adalah berangkat dari tingginya biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak maskapai untuk penyewaan armada. Selain ongkos sewa, avtur juga digadang-gadang menjadi penyebab mengapa layanan pesawat menjadi mahal.


Adapun total kedua komponen tersebut mencapai tujuh puluh persen dari biaya oeprasional maskapai. Setelah itu, baru biaya SDM yang hanya berkisar di angka 10-15 persen.

Untuk itu, diperlukan kajian mendalam tentang pemahaman structure cost agar dapat dilakukan pengelolaan biaya yang lebih baik. Pengelolaan biaya operasional yang baik diharapkan mampu membuat tarif tetap kompetitif.

Masalah lain yang dihadapi oleh pihak maskapai adalah, mereka harus membayar biaya-biaya komponen tersebut dalam dolar AS. Sedangkan pendapatan yang mereka terima hanya dalam kurs rupiah.

Menurut Budi, menjalankan industri penerbangan memang tidak mudah. Bahkan, tak sedikit maskapai penerbangan di dunia yang harus gulung tikar. Itu memang sudah menjadi karakteristik industri ini.

"Industri airline ini dalam keadaan tidak mudah, banyak airline di dunia yang bangkrut," terang Budi. "Dan memang karakter dari industri airline itu capital intensive, orangnya juga banyak tapi cost dalam dolar AS."

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru