Sandiaga berkomitmen untuk mengurangi angka pengangguran di Indonesia, salah satunya dengan menghadirkan Rumah Siap Kerja.
- Zodiak Yanuarita
- Sabtu, 16 Maret 2019 - 17:06 WIB
WowKeren - Ketika rencana Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk mengeluarkan Kartu Prakerja ramai diperdebatkan, calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno justru menggagas Rumah Siap Kerja.
Pada Sabtu (16/3) siang, Sandiaga telah merilis Rumah Siap Kerja. Ia mengatakan bahwa program tersebut diharapkan akan mampu memudahkan para generasi milenial untuk mencari pekerjaan. Dilansir dari Detik, rumah tersebut berada di Jalan Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Dalam rumah tersebut, ada sejumlah ruangan yang didesain menyerupai co-working space. Para pemuda juga bisa berkonsultasi tentang pekerjaan di satu ruang khusus. Selain itu, rumah ini juga memiliki ruang untuk menggelar pertemuan.
Sandiaga mengaku sangat senang bisa meluncurkan rumah ini. Menurutnya, Rumah Siap Kerja merupakan salah satu solusi untuk mengurangi tingkat pengangguran.
"Saya senang sekali Rumah Siap Kerja buat anak muda," kata Sandiaga dilansir dari Detik, sabtu (16/3). "Jadi Rumah Siap Kerja ini adalah solusi. Ini solusi kedua."
Ia mengatakan bahwa sepanjang 2018, jumlah pengangguran semakin meningkat, baik di kota maupun di desa. Atas alasan itulah rumah ini dibuat untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
"Di tahun 2018 di tingkat kota dan desa meningkat pengangguran kita," terang Sandiaga. "Kita launching Rumah Siap Kerja untuk dapat menyelesaikan permasalahan kita."
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut menjelaskan bahwa Rumah Siap Kerja memiliki konsep Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Dalam konsep ini, para pencari kerja akan dikumpulkan dalam satu wadah bersama para pengusaha.
Ia menilai bahwa ide tersebut akan dikembangkan di wilayah kabupaten. Diharapkan, keberadaan rumah tersebut akan bisa memberikan dampak di seluruh Indonesia.
"Ini one stop services," tutur Sandiaga. "Dan menurut saya ini ide yang bisa kita kembangkan awalnya di kabupaten kota. Bisa menyentuh di 75 ribu di kelurahan dan desa di seluruh wilayah Indonesia."
(wk/zodi)
