Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, juga berharap agar persoalan yang terjadi pasca Pemilu 2019 dapat segera terselesaikan sehingga kerusuhan Aksi 22 Mei tak terulang kembali.
- Bertilia Puteri
- Rabu, 29 Mei 2019 - 19:03 WIB
WowKeren - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengaku tak begitu yakin ada kelompok yang benar-benar hendak membunuh 4 tokoh nasional dalam kerusuhan Aksi 22 Mei. Menurut Ryamizard, rencana pembunuhan tersebut hanyalah omongan belaka.
Diketahui, Kapolri Jenderal Tito Karnavian sudah mengungkap nama keempat tokoh nasional yang menjadi target pembunuhan. Mereka adalah Menko Polhukam Wiranto, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala BIN Budi Gunawan, dan Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen Gories Mere.
"Saya rasa tidak begitulah," tutur Ryamizard di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, dilansir CNN Indonesia pada Rabu (29/5). "Masa sesama anak bangsa begitu? Mungkin hanya ngomong saja itu."
Menurut Ryamizard, ancaman pembunuhan tersebut merupakan bagian dari dinamika politik. Sehingga ancaman tersebut bisa jadi hanya merupakan gertakan belaka.
"Misalnya kan kita ngomong, nanti gua gebukin lu. Kan belum tentu gebukin," ungkap Ryamizard. "Ya kita tahulah yang namanya politik kan memang begitu."
Ia pun berharap segala persoalan yang terjadi pasca Pemilu 2019 dapat segera terselesaikan. Ryamizard tak mau apabila kerusuhan Aksi 22 Mei terulang kembali.
"Tidak boleh terjadi, saya tidak suka terjadi kerusuhan," ujar Ryamizard. " Mudah-mudahan enggak lah, cukup kemarin itu ya."
Di sisi lain, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, menilai berita ancaman pembunuhan tersebut berlebihan. Jika memang ancaman tersebut benar, Fadli meminta agar polisi mau menunjuk dengan gamblang siapa yang menargetkannya. Menurutnya, hal ini hanya semacam pengalihan isu saja.
"Saya kok enggak yakin ya. Siapa sih yang mau melakukan itu? Jangan lebay lah gitu," kata Fadli di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (29/5). "Siapa? Tunjuk dong orangnya. Polisi itu gampang kok mendeteksi orang mau menarget dan orang kalau menarget enggak akan bilang-bilang. Jangan mengalihkan isu."
(wk/Bert)
