Partai Demokrat (PD) Jansen Sintandaon mengungkapkan kesedihan SBY melalui akun Twitter miliknya. Ia mengatakan bahwa SBY masih sangat sedih dan sering menangis.
- Nur Islamiyah
- Senin, 03 Juni 2019 - 15:28 WIB
WowKeren - Ani Yudhoyono, istri Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono menghembuskan napas terakhir pada Sabtu (1/6) lalu. Ani Yudhoyono diketahui berjuang melawan kanker darah yang dideritanya. Ia telah dirawat sejak 2 Februari lalu di National University Hospital (NUH).
Partai Demokrat (PD) Jansen Sintandaon mengungkapkan kesedihan SBY melalui akun Twitter miliknya. Ia mengatakan bahwa SBY masih sangat sedih dan sering menangis. Elite Partai Demokrat menemani SBY hingga malam hari.
Selain itu, Jansen juga mengatakan bahwa Ketua Umum PD itu meratapi Lebaran tahun ini tanpa Ani Yudhoyono. Ia mengaku sangat sedih.
"Tadi malam di Cikeas. Pak SBY masih sangat sedih dan beberapa kali masih menangis," tulis Jansen. "Kami menemani dan menghibur beliau sampai hampir pukul 12 malam. Kemudian bapak istirahat."
"Kata beliau semalam 'ini lebaran pertama saya tanpa Ibu Ani, sedih sekali rasanya'," lanjutnya. "Tetap kuat bapak."
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat (PD), Hinca Panjaitan, SBY masih menangis setiap nama Ani Yudhoyono disebut dalam pembicaraan. Ia juga mengatakan bahwa, bersama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mereka menemani SBY hingga tengah malam.
"Per hari ini beliau memang masih di Cikeas. Tadi malam kami berdiskusi untuk beliau menata hati sampai mungkin satu minggu di Cikeas. Kemudian satu mingguan di Kuningan. Itu yang sempat kami diskusikan tadi malam," ungkap Hinca di Pendopo Puri Cikeas, Bogor, pada Senin (3/6). "Dan beliau masih perlu menata. Kadang kalau sudah bicara Ibu Ani, kami cerita, masih menangis beliau."
Di sisi lain, kesedihan mendalam SBY terlihat saat menyalami warga yang hadir di prosesi pemakaman Ani Yudhoyono pada Minggu (2/6) kemarin. Saat seorang warga menyampaikan rasa dukanya, SBY mengatakan sembari menangis, "ibu sudah tiada."
(wk/nris)
