Salah satu upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengatasi masalah polusi udara yang kian parah adalah dengan memperhatikan tingkat gas buang kendaraan bermotor.
- Zodiak Yanuarita
- Rabu, 03 Juli 2019 - 18:48 WIB
WowKeren - Kualitas udara di DKI Jakarta yang terus memburuk kian menjadi sorotan akhir-akhir ini. Tingkat polusi udara di Ibu Kota dianggap sudah mencapai kondisi yang sangat mengkhawatirkan.
Masalah pencemaran udara mendapat respons dari Pemprov DKI. Untuk memperbaiki kualitas udara, salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi gas buang kendaraan bermotor.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bahwa pihaknya akan mendorong banyak pihak untuk menjadi tempat uji emisi, termasuk SPBU. Jakarta memerlukan lebih banyak bengkel dengan fasilitas uji emisi kendaraan bermotor sehingga memudahkan masyarakat memantau tingkat gas buang kendaraan mereka.
Anies menuturkan bahwa saat ini terdapat sekitar 150 bengkel yang menyediakan layanan uji emisi. Namun, jumlah itu jauh dari kata cukup untuk memenuhi kebutuhan di Jakarta. Dikatakan Anies, Jakarta memerlukan setidaknya 700 bengkel dengan fasilitas uji emisi.
"Perkiraannya saat ini terdapat 150 bengkel dengan fasilitas uji emisi, angka itu jauh dari kebutuhan Jakarta sekitar 700 bengkel," kata Anies, Rabu (3/7). "Fasilitas itu bisa juga disediakan di SPBU layaknya tempat pompa ban."
Adapun kemudahan fasilitas uji emisi merupakan bagian dari langkah Pemprov DKI untuk memperbarui peraturan mengenai uji emisi di ibukota. Lebih jauh, kendaraan yang memenuhi ambang batas emisi gas buang nantinya bisa mendapatkan keuntungan terkait tarif parkir maupun perpajakan.
Anies berharap agar aturan tersebut bisa segera diterapkan tahun depan. Sebab, masalah polusi udara di Jakarta mendesak untuk segera diperbaiki.
Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Yohannes Nangoi mengatakan bahwa pihaknya sudah mematuhi standar emisi Euro 4 sesuai kesepakatan dengan pemerintah. Sayangnya, tak semua pengendara memenuhi standar emisi tersebut dikarenakan sejumlah faktor, termasuk masalah biaya maupun ketersediaan.
(wk/zodi)
