Pemprov Jabar Bebaskan TKW Asal Majalengka Dari Hukuman Mati
Nasional

Pemprov Jabar bekerja sama dengan sejumlah lembaga pemerintahan untuk membebaskan warganya dari hukuman mati di Arab Saudi. Diperlukan Rp 15,2 miliar untuk menebus TKW tersebut.

WowKeren - Tingginya angka Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang terjerat kasus hukum di negara tempatnya mengadu nasib memang masih menjadi masalah. Berbagai upaya pun akan dilakukan pemerintah apabila ada warganya yang terjerat kasus hukum.

Salah satunya upaya keras Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membebaskan Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Majalengka bernama Etty binti Toyib dari hukuman mati. Etty sudah 19 tahun ditahan di Arab Saudi setelah dijatuhi vonis hukuman mati.

Hal ini dikonfirmasi oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Etty, ujar Ridwan, sedang dalam proses pembebasan dari jerat hukum setelah pemerintah Indonesia berhasil menyerahkan dana tebusan atau diyat sebesar Rp 15,2 miliar.

"Alhamdulillah ada satu warga Jabar, Ibu Etty binti Toyib, warga Majalengka, yang tadinya akan dihukum mati," kata Ridwan. "Setelah dinegosiasi oleh kedutaan besar Indonesia di Arab Saudi, sesuai dengan hukum di Arab Saudi, akhirnya dengan keluarga yang berperkara disepakati ada denda. Dinego (negosiasi) mencapai kesepakatan Rp 15,2 miliar."


Pemerintah sepakat membagi pengumpulan dana tebusan itu melalui beberapa lembaga. Seperti KBRI di Arab Saudi, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Tenaga Kerja, Lazis NU, dan Pemprov Jabar.

Ridwan mengaku bukan hal mudah untuk mengumpulkan dana tebusan sebesar itu. Oleh karenanya ia memerintahkan pegawai di Pemprov Jabar untuk menggalang dana. Beruntung mereka berhasil mengumpulkan Rp 1,4 miliar.

"Kami koordinasi berkali-kali karena enggak mau kecolongan. Saya bantu lobi ke Kedutaan Saudi di Jakarta untuk menguatkan," tutur Ridwan, dilansir dari Kompas, Rabu (17/7). "Dan akhirnya kita urunan. PNS Jabar, kemudian paling gede dari Lazis NU (diambil dari) zakatnya yang dikelola NU. Akhirnya terbebas dari hukuman mati."

Untuk proses pemulangan Etty, jelas Ridwan, ia mengaku terus berkoordinasi dengan KBRI di Arab Saudi. Menurutnya kasus ini merupakan ekses dari ketimpangan di pedesaan, sehingga bisa menjadi acuan baginya dalam merencanakan program-program kerja berikutnya.

"Ini menjadi hikmah agar kami semangat membuat desa kita ini mandiri. Pekerjaan ada di desa, rezeki di kota," paparnya. "Sehingga enggak perlu ada warga Jabar, khususnya perempuan, untuk cari nafkah sampai ke luar negeri."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru