Pemimpin Pesantren Waria Yogya Dapat Penghargaan Pembela HAM Internasional
Reuters
Nasional

Pemimpin Pesantren Waria Al-Fatah Kotagede Yogyakarta, Shinta Ratri, merupakan satu-satunya orang yang terpilih mendapatkan penghargaan tersebut dari kawasan Asia Pasifik.

WowKeren - Sosok pemimpin Pesantren Waria Al-Fatah Kotagede Yogyakarta, Shinta Ratri, dianugerahi penghargaan sebagai pembela hak asasi manusia (HAM) dari Front Line Defenders. Organisasi internasional yang berbasis di Irlandia tersebut memang bertujuan untuk memberi perlindungan bagi para pembela HAM.

Menariknya, Shinta merupakan satu-satunya orang yang terpilih mendapatkan penghargaan tersebut dari kawasan Asia Pasifik. Terdapat empat orang lainnya yang turut dianugerahi penghargaan tersebut. Mereka berasal dari Republik Dominika, Tunisia, Rusia dan Malawi.

Anggota dewan Front Line Defenders, Mary Jane Real, ditemani dengan koordinator organisasi wilayah Asia Tenggara, Sayeed Ahmad, telah mendatangi Pesantren Waria Al-Fatah pada Jumat (19/7). Mereka menyerahkan penghargaan kepada Shinta secara langsung. "Penghargaan ini khusus kami berikan untuk pembela HAM berisiko tinggi yang mengalami kekerasan," terang Mary Jane.

Shinta ditetapkan sebagai pembela HAM lantaran ia gigih mempertahankan pesantren dan komunitas warianya meski sempat digeruduk belasan anggota Front Jihad Islam pada 2016 lalu. Shinta terus berjuang agar komunitas waria tetap bisa menjalankan ibadah.

Didukung oleh Ustaz Arif Nur Safri, Shinta tetap menjalankan kegiatan belajar agama di Pesantren Waria Al-Fatah. Mary Jane lantas memberikan penghormatan secara khusu untuk Ustaz Arif yang mendukung hak-hak beribadah para santri waria.


Tak hanya itu, Mary Jane juga memberikan penghormatan terhadap para penduduk sekitar pesantren yang berperan menjaga para waria menjalankan ibadah mereka. Kedatangan Front Line Defenders ke Pesantren Waria Al-Fatah ini disambut oleh puluhan tetangga Shinta yang merayakan syukuran atas penghargaan tersebut.

Di negara mayoritas Muslim seperti Indonesia, waria yang termasuk dalam LGBT tentu mendapatkan penolakan keras. Namun Sayeed percaya bahwa Indonesia ke depannya akan lebih baik dalam menghormati HAM.

"Pemerintah Indonesia harus memastikan perlindungan terhadap kelompok rentan, satu di antaranya komunitas LGBT," terang Sayeed. "Memastikan hak-hak asasi mereka terpenuhi."

Shinta sendiri berterima kasih kepada media massa yang mengangkat kisah komunitasnya hingga bisa sampai ke telinga Front Line Defenders. "Kami perjuangkan hak beribadah, bagian dari HAM,” pungkas Shinta.

Sebelumnya, Front Line Defenders telah mengundang Shinta ke Dublin, Irlandia, untuk menerima penghargaan bersama 4 pembela HAM lainnya. Organisasi tersebut juga telah menyerahkan penghargaan secara seremonial kepada Shinta di Kedutaan Besar Irlandia untuk Indonesia, Jakarta, beberapa hari yang lalu

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru