Buntut Perang Dagang AS-Tiongkok, Indonesia Jadi Tujuan Perusahaan Paman Sam
Dunia

Selain Indonesia, Perusahaan asal AS juga membidik Malaysia dan Vietnam sebagai tujuan pemindahan pusat produksi mereka. Hal ini dilakukan menanggapi desakan Presiden AS Donald Trump.

WowKeren - Perang dagang antara dua negara adidaya, Amerika Serikat dan Tiongkok memasuki babak baru. Yang terbaru, Amerika Serikat kembali menerapkan tarif baru untuk produk asal Tiongkok.

Lebih lanjut, Presiden AS Donald Trump pun telah mengeluarkan pernyataan agar perusahaan-perusahaan AS memindahkan pabrik produksi mereka dari Tiongkok. Dalam cuitannya, Trump mendesak agar perusahaan segera mencari alternatif pengganti Tiongkok serta memerintahkan mereka untuk memproduksi di AS.

Kebijakan ini kembali dipertegas oleh penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kurdlow. "Terkadang Anda harus mengambil kebijakan yang tegas," ujar Kurdlow, dilansir dari CNBC.

Panasnya tensi dagang antara dua negara ini rupanya membuat perusahaan-perusahaan tak bisa berkutik. Masih dilansir dari CNBC, sejumlah perusahaan AS berencana untuk keluar sepenuhnya dari Tiongkok.

Namun situasi ini jelas mengganggu industri mereka. Pasalnya pangkalan manufaktur negeri tirai bambu itu masih menjadi pasokan utama dalam proses produksi.


Untuk diketahui, Tiongkok, hingga kini, masih menghasilkan sekitar 25 persen dari semua barang manufaktur di dunia. Selain itu, Tiongkok juga mampu menyediakan tenaga kerja yang cukup untuk kebutuhan industri mereka.

Kondisi ini pun membuat perusahaan-perusahaan AS mulai melirik negara di Asia Tenggara. Dilansir dari Kontan, sejumlah negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Indonesia, dan Malaysia telah menarik perhatian perusahaan-perusahaan tersebut.

Bahkan beberapa perusahaan tersebut telah berhasil memindahkan pusat produksi mereka ke Indonesia. Kendati demikian, masih ada sejumlah perusahaan yang kesulitan hengkang dari Tiongkok. Pasalnya faktor pasar dan persaingan menjadi pertimbangan utama para pelaku usaha itu.

Untuk diketahui, per hari ini, Senin (2/9), pemerintah AS resmi memberlakukan tarif atau bea masuk kepada produk Tiongkok senilai USD 112 miliar. Produk yang terkena kebijakan baru ini terdiri atas beragam kategori, mulai dari sepatu, peralatan rumah tangga, hingga makanan.

Tarif baru ini disebut menjadi pertanda kian meningkatnya ketegangan perdagangan antara Tiongkok dan AS. Kendati demikian, banyak pihak menilai kebijakan kontroversial ini akan membuat rumah tangga AS rugi.

Setelah berdampak pada produk rumah tangga, pemerintah AS berencana untuk menetapkan tarif baru pada produk-produk elektronik. Mulai dari laptop hingga iPhone dikabarkan akan terkena dampak kebijakan ini.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru