Dosen IPB Tertangkap Buat Bom Molotov, Ini Dugaan Motifnya
Nasional

Pengamat terorisme asal UI, Al Chaidar, mengungkapkan analisisnya terkait alasan di balik aksi sang dosen IPB dalam membuat bom molotov. Peledak itu sedianya digunakan dalam Aksi Mujahid 212.

WowKeren - Indonesia dibuat heboh dengan kiprah seorang dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) yang ketahuan menyimpan sejumlah bom molotov di kediamannya. Polisi pun menduga AB, dosen tersebut, menginisiasi sekaligus menggerakkan pembuatan bom molotov massal untuk Aksi "Mujahid 212 Selamatkan NKRI" pada Sabtu (28/9) lalu.

Menanggapi hal tersebut, pengamat terorisme dari Universitas Indonesia (UI), Al Chaidar, pun menyampaikan dugaan motivasi di balik aksi sang dosen. Menurutnya AB ingin membuat kekacauan lantaran kecewa atas berbagai masalah yang terjadi di Indonesia.

"Tapi belum masuk dalam radar peneliti terorisme. Mungkin karena kecewa dan marah atas bertubi-tubinya masalah krisis yang tak teratasi di negeri ini," kata Chaidar, Selasa (1/10). "Ini semacam ekspresi yang oleh Pankaj Mishra disebut sebagai 'age of anger' atau zaman kemarahan."

Lebih lanjut, menurutnya, kemarahan AB ini tak bisa tersalurkan lewat jaringan teroris. Alhasil AB pun nekat bergerak sendiri.

"Dia ingin memberontak dengan cara-cara yang penuh amarah," jelas Chaidar, menggambarkan analisisnya terkait situasi AB, seperti dilansir oleh Okezone. "Namun tak terakomodasikan dalam jaringan perlawanan kaum teroris, lalu dia bergerak sendiri."


Untuk diketahui, Densus 88 Polda Metro Jaya dan Polres Metro Tangerang Kota mengamankan enam orang yang diduga akan memancing aksi kerusuhan dengan menggunakan bahan peledak. Keenamnya diringkus di Cipondoh, Kota Tangerang, Banten pada Sabtu (28/9) lalu.

Keenam tersangka itu adalah AB, S, YF, AU, OS, dan SS. AB alias Abdul Basith merupakan dosen di IPB.

Menyikapi hal tersebut, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir pun meminta agar kasus itu diusut tuntas. Kendati demikian, ia meminta agar asas praduga tak bersalah tetap dikedepankan sehingga fakta yang disajikan bisa terang.

"Kalau saya serius harus kita tindaklanjuti. Ini Pak Rektor-nya nanti laporan pada saya," kata Nasir di Gedung Kemenristekdikti, Jakarta, Senin (30/9). "Tapi kita harus selidiki dulu kebenarannya."

Di sisi lain, pihak IPB pun mengakui posisi AB sebagai tenaga akademiknya. Kendati demikian, IPB memastikan aktivitas AB merupakan tanggung jawab pribadi dan tak berkaitan dengan institusi.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait