Kongres di Kendari Diwarnai 'Perang Kursi', Pendiri PAN Merasa Pilu dan Sentil Amien Rais
Nasional

Pendiri dan deklarator PAN, Abdillah Toha, menyatakan bahwa partai berlambang matahari tersebut awalnya didirikan untuk memperjuangkan demokrasi dan pemerintahan yang adil.

WowKeren - Kongres V Partai Amanat Nasional (PAN) telah digelar di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara. Dalam Kongres tersebut, Zulkifli Hasan mencetak sejarah dengan kembali terpilih sebagai Ketua Umum PAN periode 2020-2025.

Sayangnya, Kongres tersebut tidak berjalan mulus dan diwarnai oleh kericuhan. Dalam Rapat Pleno I yang membahas agenda tentang tata tertib (tatib) Kongres V PAN, aksi lempar kursi pun terjadi hingga sejumlah peserta luka-luka.

Menanggapi kericuhan ini, pendiri dan deklarator PAN Abdillah Toha pun mengaku merasa pilu. Abdillah menyebut bahwa PAN awalnya didirikan untuk memperjuangkan demokrasi dan pemerintahan yang adil.

"Sebagai salah seorang pendiri, saya merasa pilu. PAN didirikan pada masa awal kejatuhan Soeharto sebagai partai reformis," tutur Toha dilansir detikcom pada Kamis (13/2). "Memperjuangkan demokrasi dan pemerintahan yang bersih dan adil. Harapan yang membubung tinggi saat itu sedikit demi sedikit terkikis habis berkat nafsu politik beberapa orang."

Toha lantas menyebut Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais sebagai orang yang bertanggung jawab atas hal ini. Menurut Badillah, Amien adalah tokoh yang paling bertanggung jawab atas perubahan PAN menjadi partai pragmatis.


"Pada perkembangan tahun-tahun berikutnya, tidak bisa dicatat lain kecuali bahwa yang paling bertanggung jawab adalah tokoh utama pendiri PAN Amien Rais (AR)," jelas Toha. "Seorang yang awalnya idealis berubah menjadi harimau yang siap menerkam siapa saja yang berlawanan dengannya."

Menurut Abdillah, Amien menjadi tokoh yang mengarahkan rasa frustasinya menjadi manuver politik mencengangkan usai tidak lagi menjabat sebagai Ketua MPR dan kalah dalam Pilpres 2004. Terlepas dari hal itu, Abdillah menyebut Amien pernah menjadi ilmuwan politik yang mumpuni.

"AR sebenarnya seorang ilmuwan dan praktisi politik yang mumpuni. Tapi entah kenapa, dia juga merasa sebagai orang yang paling pantas memimpin negeri ini," ujar Toha. "Di benaknya, tidak ada calon pemimpin yang lebih hebat darinya. Jokowi (Presiden Joko Widodo) dipandangnya sangat rendah."

Tak hanya itu, Toha juga menyebut bahwa Amien tak pernah menghiraukan tokoh-tokoh senior PAN yang mengingatkannya untuk menghentikan manuver murahan. Toha mengungkapkan bahwa Amien sering melakukan intervensi terhadap PAN.

"Bukan itu saja. Sejak AR resmi bukan pimpinan PAN, kongres PAN hanya memilih pengurus yang direstui AR. Tidak ada yang berani berbeda," pungkas Toha. "Intervensi AR dalam kongres sering dilakukan secara kasat mata. Begitu pula dalam menentukan siapa yang boleh jadi calon legislatif dari PAN, daerah pemilihannya, dan nomor urutnya."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru