Gilang Dirga dan istrinya, Adiezty Fersa menceritakan bagaimana dulu calon bayi mereka yang sudah beriusia 5,5 bulan harus digugurkan lantaran tidak bisa berkembang.
- Lailatul Maghfiroh
- Rabu, 19 Februari 2020 - 13:48 WIB
WowKeren - Beberapa waktu lalu dalam postingan Insta Adiezty Fersa menceritakan soal prosedur saat menjalani bayi tabung. Diketahui sebelumnya istri dari Gilang Dirga itu sempat mengalami dua kali keguguran.
Lantas melalui akun YouTube Tya Ariestya, Gilang dan Adiezty menceritakan perihal bayio mereka yang ternyata harus digugurkan. Pasangan suami istri ini akhirnya harus merelakan janin berusia 5,5 bulan untuk diaborsi lantaran ada masalah di bagian jantung.
"Jadi 2018 mulai program, dan di 12 minggu itu kita ke dokter habis lebaran, ternyata detak jantungnya iregular. Akhirnya dia merekomendasikan ke fetomaternal, terus ternyata pas di cek kesana NIPT kromosomnya normal semua, terus kaget, dia bingung, kok NIPT nya normal tapi jantungnya bisa begini,” papar Adiezty. “Akhirnya direkomendasikan ke dokter lain, dan beliau bilang, 'Biasanya kalau hasil NIPT normal dan hasilnya begini itu emang kelainan jantung bawaan bayinya'."
"Waktu itu sempat ada dilema juga, kita terusin saja kehamilannya sampai dia lahir, dengan resiko kalaupun dia lahir dengan selamat, jantungnya akan bermasalah,” timpal Gilang. “Harus operasi beberapa kali, dan mungkin fisiknya nggak akan sempurna. Atau dilahirkan secara dini, karena takut membahayakan ibunya juga."
Gilang lantas menceritakan rasa galau harus mengambil keputusan aborsi atau tidak. "Yang bikin kita berat adalah karena kan dia (janin) hidup disini (rahim), kadang-kadang kan kalau kita lagi di USG, dia itu aktif banget," tutur Gilang.
Dan yang lebih memilukan lagi, Gilang bahkan sampai harus meminta maaf kepada calon bayinya. Terlebih lagi ia dan istrinya sudah merasakan bagaimana pergerakan bayinya sampai di usia 5,5 bulan.
"Nah gue tuh sebelum akhirnya diputuskan untuk diterminasi, gue tuh ngomong sama dia di perut, 'Nak maaf ya, maafin kita,” pungkas Gilang. “Kita nggak bisa melakukan apapun, mungkin ini sudah kehendak Tuhan. Sampai ketemu nanti ya di surga'."
(wk/lail)
