Prabowo Jadi Kandidat Terkuat Capres 2024, PDIP: Mau Maju Lagi?
Instagram
Nasional

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto digadang-gadangkan menjadi kandidat terkuat calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang, begini respons dari PDIP.

WowKeren - Lembaga survei Indo Barometer telah merilis data hasil survei mereka terhadap kandidat yang diperhitungkan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Hasilnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto diprediksi menjadi calon presiden (capres) terkuat.

Hasil survei tersebut lantas mendapat tanggapan dari PDIP. Partai yang menjadi lawan Prabowo dalam Pilpres 2019 lalu ini mempertanyakan apakah Ketua Umum Partai Gerindra tersebut berniat mencalonkan diri untuk ketiga kalinya sebagai capres. "Pertanyaan saya apakah Pak Prabowo mau lagi maju? gitu aja," kata Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat kepada wartawan, seperti dilansir dari Detik pada Minggu (23/2).

Djarot mengaku sama sekali tidak heran saat nama Prabowo menjadi sosok capres terkuat dalam survei tersebut. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini berpendapat jika pencalonan Prabowo sebagai capres sebanyak dua kali sebelumnya telah membuat namanya menjadi paling dikenal oleh masyarakat Indonesia.


Apalagi, saat ini Prabowo juga telah berpartisipasi langsung dalam membantu pemerintahan Indonesia dengan setuju menjabat sebagai Menhan. Meski demikian, Djarot mengingatkan jika Pilpres sendiri masih sangat lama sehingga terlalu dini untuk menentukan kandidat saat ini.

"Ya bagus aja ya toh orang baru awal, 2024 kan masih jauh, ya otomatis lah Pak Prabowo yang udah dikenal, kan beliau dua kali capres," ujar Djarot. "Jadi saya pikir masuk akal kalau saat ini beliau yang paling unggul. Tapi ingat, 2024 itu masih lama, masih panjang."

Djarot juga meyakini jika dalam tempo waktu empat tahun mendatang, prediksi kandidat capres saat ini akan berubah. Selain itu, Djarot juga menyampaikan jika nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang masuk dalam bursa kandidat juga dinilai masih terlalu dini.

"Itu kan masih sangat panjang, kalau menurut saya sih terlau dini surveinya. Indo Barometer terlalu dini ya dan kalau menurut saya sih ya sah-sah saja tapi terlalu dini," jelas Djarot. "Sehingga tidak perlu terlampau serius untuk dianalisis, sangat dini, terlalu dini dinamikanya masih sangat panjang gitu ya."

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru