BIN Prediksi Masa Puncak Corona di Indonesia Sekitar 60-80 Hari
Nasional

Deputi V Badan Intelijen Negara (BIN) Afini Boer mencontohkan permodelan penyebaran virus corona yang sudah dibuat oleh pemerintah Tiongkok dan Inggris. Keduanya memiliki penghitungan yang berbeda.

WowKeren - Badan Intelijen Negara (BIN) ikut buka suara mengenai kasus corona yang kian bertambah di Indonesia. BIN membuat permodelan mengenai penyebaran virus corona.

Deputi V Badan Intelijen Negara (BIN) Afini Boer mencontohkan permodelan penyebaran virus corona yang sudah dibuat oleh pemerintah Tiongkok dan Inggris. Di Tiongkok, masa puncak corona adalah 60 hari. Sedangkan di Inggris, masa puncaknya lebih lama yakni mencapai 130 hari. Adapun jumlah tersebut juga dipengaruhi bagaimana penghitungan gejala dan faktor lainnya.

"Di China tadi masa puncaknya 60 hari. Sementara kalau di Inggris mereka membuat permodelan ini mereka memperkirakan 130 hari masa puncak tadi," kata Afini di Jakarta, Selatan, Jumat (13/3). "Kalau di Inggris ini permodelannya beda lagi, ada faktor-faktor asimtomatik. Orang-orang yang mempunyai gejala dihitung sehingga masa puncaknya itu 130 hari."


Di Indonesia, perkiraan puncak virus tersebut adalah selama 60 hingga 80 hari. Rentang waktu tersebut terhitung dari sejak infeksi kasus pertama diumumkan, yakni 2 Maret.

"Di Indonesia sebetulnya bekerja sama dengan beberapa pihak, itu sama juga membuat permodelan dari data yang sudah ada," tutur Afini. "Dari permodelan yang ada, kita memperkirakan bahwa masa puncak di Indonesia itu akan berlaku 60 hari sampai 80 hari sejak infeksi pertama itu diumumkan tanggal 2 Maret."

Sehingga diperkirakan, masa puncak akan datang bertepatan saat bulan Ramadan. "Jadi kalau kita hitung-hitung, masa puncak itu mungkin jatuhnya di bulan Mei, berdasarkan permodelan ini. Bulan puasa, bulan puasa," jelas Afini.

Afini mengungkap jika ada sejumlah tantangan yang dihadapi terkait penyebaran virus corona ini. Seperti adanya kasus super spreader maupun orang tanpa gejala yang berpotensi menularkan virus. "Kemudian ada suatu gejala lagi kita lihat, super spreader. Jadi satu orang itu bisa menularkan pada banyak orang. Ini terjadi di Korea Selatan, di satu gereja seorang wanita menyebarkan kepada banyak sekali orang," tutur Afini.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru