Mundurnya Belva 'Ruangguru' Dipuji, Pengamat Auto 'Sentil' Stafsus Jokowi Yang Surati Camat
Nasional

CEO Ruangguru, Belva Devara memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Stafsus Presiden Jokowi usai tudingan konflik kepentingan atas program Kartu Pra Kerja mencuat di publik.

WowKeren - Presiden Joko Widodo akhirnya merestui mundurnya salah satu staf khusus milenial, Belva Devara. Pengusaha muda yang mengepalai Ruangguru itu diketahui resmi mundur pada Selasa (21/4) usai tersandung isu konflik kepentingan di program Kartu Pra Kerja.

Langkah pria bernama lengkap Adamas Belva Syah Devara ini belakangan menuai pujian dari pengamat komunikasi politik Ari Junaedi. Ari bahkan menilai sikap Belva bak "menyelamatkan" wajah Jokowi dari tudingan tak sedap yakni memanfaatkan posisi kekuasaan untuk kepentingan pribadi.

"Walau saya anggap terlambat, namun saya memberi apresiasi positif atas pilihan mundur dari Belva," ujar Ari, seperti dilansir dari Kompas pada Selasa (22/4). "Berjuang untuk merah putih tidak harus berada di lingkungan Istana tetapi berkiprah nyata di masyarakat."

"Fokus membesarkan platform Ruangguru akan menjadi terpuji," imbuhnya. "Ketimbang menghadapi cibiran dan tuduhan KKN atas terpilihnya Ruangguru sebagai pelaksana pelatihan pra kerja."


Namun secara terang-terangan Ari mengaku lebih mengapresiasi langkah Belva ketimbang sikap stafsus Jokowi lainnya, Andi Taufan. Sebagai pengingat, Andi sempat menjadi sorotan usai ketahuan mengirimkan surat ke seluruh camat untuk menggandeng perusahaannya, PT Amarta dalam menangani COVID-19.

Menurut Ari, seharusnya Andi juga mengambil langkah serupa seperti Belva. "Sikap Belva Devara jauh lebih terhormat dari Andi Taufan yang hingga sekarang belum memutuskan hengkang dari Istana," kata Ari.

Sebagai penutup, Ari menilai tidak ada urgensi untuk mempertahankan para stafsus milenial itu. Ia justru menyarankan para stafsus untuk mengundurkan diri saja sehingga alokasi dana untuk gaji mereka bisa dialihkan untuk mengadakan alat pelindung diri atau komponen penanganan COVID-19 lainnya.

"Sebaiknya semua staf khusus milenial mengundurkan diri semua, jangan sampai presiden sendiri yang meminta mundur," pungkasnya. "Anggaran untuk penggajian staf khusus lebih baik dialihkan untuk pengadaan APD bagi tenaga medis di garda terdepan penanganan COVID-19."

Sebelumnya Belva sudah memberikan klarifikasinya soal pemilihan mitra pelaksana pelatihan di program Kartu Pra Kerja. Ia menegaskan tidak ikut campur dalam pemilihan, namun ketimbang masalah semakin berlarut-larut karena tudingan konflik kepentingan, Belva mengaku siap meninggalkan jabatan stafsusnya.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait