Kasus Corona Masih Terus Bertambah, Pemerintah Diminta Tak Gegabah Longgarkan PSBB
Instagram
Nasional

Sekretaris Fraksi PPP DPR RI Achmad Baidowi meminta pemerintah tidak gegabah memberikan kelonggaran PSBB, mengingat belum ada tanda-tanda kasus corona menurun di Indonesia.

WowKeren - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD berbicara mengenai relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Ia menyebut jika pemerintah memberikan kelonggaran agar warga bisa tetap mencari nafkah selama PSBB.

Hal ini pun mendapat tanggapan dari Fraksi PPP DPR RI. Sekretaris Fraksi PPP DPR RI Achmad Baidowi meminta agar pemerintah tidak gegabah dalam memberikan kelonggaran PSBB. Hal itu mengingat belum ada tanda-tanda kasus corona menurun di Indonesia.

"Bahwa menangani wabah COVID-19 tidak boleh main-main, jangan gegabah karena taruhannya nyawa," kata Baidowi dilansir CNN Indonesia, Senin (4/5). "Sejauh ini warga yang terpapar COVID-19 terus bertambah dan ini wajib diantisipasi."

Sebaliknya, relaksasi baru bisa dilakukan jika kasus corona sudah mulai menunjukkan penurunan secara drastis. Oleh sebab itu, ia menekankan bahwa PSBB masih harus tetap berjalan. Dan pemerintah, tetap harus memastikan jika penyaluran bantuan sosial berjalan efektif begitu juga dengan stimulus ekonomi agar tepat sasaran.


Ia menilai wajar jika ada masyarakat yang mengeluhkan tidak bisa leluasa beraktivitas saat diberlakukan PSBB. "Soal ada warga yang tidak bisa leluasa beraktivitas, namanya saja PSBB. Ini masih jauh lebih baik dibanding dengan karantina wilayah," tegas Baidowi.

Mahfud menyebut jika relaksasi PSBB akan dilakukan untuk menjaga agar roda perekonomian tetap berjalan. Masyarakat diminta untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Ekonomi tidak boleh macet, tidak boleh mati. Oleh sebab itu Presiden mengatakan ekonomi harus tetap bergerak," kata Mahfud. "Tetapi tetap di dalam kerangka protokol kesehatan itu."

Sementara itu, klaim pemerintah yang terkait perlambatan penyebaran virus corona masih diragukan sejumlah pihak. Klaim tersebut dinilai terlalu prematur untuk menyimpulkan jika kasus corona sudah mulai melambat.

"Untuk Indonesia, bila dilihat dari kurva kasus positif harian tampaknya masih terlalu dini," kata Ahli Epidemiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Indah Suci Widyahening masih dilansir CNN Indonesia. "Untuk menyatakan ada tanda penurunan."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru