Wacana Pembukaan Sekolah Tuai Polemik, Keselamatan Anak-anak Bisa Jadi Korban
Nasional

Wacana pembukaan sekolah yang sempat diutarakan oleh pemerintah menuai pro dan kontra dari berbagai pihak. Pengamat pendidikan pun meminta agar pemerintah lebih berhati-hati dengan keputusan tersebut.

WowKeren - Pembahasan terkait dibukanya kembali sekolah-sekolah di sejumlah daerah di Indonesia tengah menjadi perbincangan hangat beberapa waktu terakhir. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim pun sempat menegaskan jika keputusan untuk membuka sekolah ada di tangan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

Rupanya wacana tersebut juga turut disoroti oleh pengamat pendidikan Profesor Suyanto. Ia menuturkan agar pembukaan sekolah jangan sampai mengorbankan keselamatan anak-anak.

Menurutnya, harus ada jaminan bahwa anak-anak bisa belajar dengan aman. Jangan sampai pembukaan sekolah dilakukan terburu-buru demi memenuhi desakan kebutuhan ekonomi.

"Membuka sekolah kan bagian dari dunia bisnis. Bisnis kan saat ini macet, retail macet, ya mendesak untuk (sekolah) dibuka," ujar Suyanto dilansir CNNIndonesia, Selasa (26/5). "Masalahnya jika dilihat sangat sulit, keselamatan atau ekonomi."

Lebih lanjut, ia menjelaskan jika pembukaan sekolah secara tidak langsung menggerakkan roda perekonomian. Ada mobilisasi orang otomatis ada peningkatan konsumsi. Perekonomian tolok ukurnya adalah konsumsi masyarakat.


Sekolah buka artinya akan ada pergerakan orang dengan alat transportasi, kantin sekolah kembali buka, juga uang saku anak yang bakal lari ke kantong-kantong pedagang makanan di depan sekolah. Suyanto berkata anak sekolah memang menggerakkan ekonomi.

"Tapi kalau sekolah ditutup terus sepi, secara psikologis itu 'Oh ini ada yang gawat', ya memang sebetulnya gawat," imbuhnya. "Tapi kalau kita pura-pura enggak gawat, lalu sekolah dibiarkan buka, saya cemas kalau enggak ada perlindungan cukup."

Di samping persoalan terkait infrastruktur dan masalah korupsi di tubuh Kemendikbud, Nadiem memiliki 'pekerjaan rumah' lebih saat kembali membuka sekolah. Protokol kesehatan terkait COVID-19 seperti cuci tangan dan jaga jarak jelas harus jadi perhatian sekolah. "Jangan dibayangkan semua sekolah ada (tempat cuci tangan yang cukup). Ini harus disiapkan," katanya.

Hal ini berkaca dari pengalaman Prancis yang 70 kasus barunya berasal dari anak-anak yang baru saja kembali ke sekolah. Menteri Pendidikan Perancis Jean-Michel Blanquer kasus ini ditemukan setelah seminggu sekolah buka. Menurutnya kasus ini adalah sesuatu yang 'tak bisa dihindari'.

Suyanto juga menekankan bahwa status orang tanpa gejala (OTG) pun membuat virus ini makin tak terlihat dan berbahaya. "Saran saya untuk kementerian, kalau sekolah mau dibuka harus dipastikan anak-anak kita aman. Tapi kalau bukanya dengan alasan supaya ekonominya bergerak, harus dipikir ulang tentang social benefit dan social cost-nya," punkasnya.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru