Hasil Autopsi Ungkap George Floyd Positif Terjangkit COVID-19 Sejak Awal April
Dunia

Hasil autopsi menyeluruh yang dirilis pemeriksa medis Hennepin County pada Rabu (3/6) menunjukkan bahwa mendiang Floyd positif terjangkit virus corona atau COVID-19 sejak awal April atau hampir 2 bulan sebelum kematiannya.

WowKeren - Kasus kematian pria kulit hitam bernama George Floyd diketahui memicu gelombang aksi massa di Amerika Serikat (AS). Kini, hasil autopsi menyeluruh yang dirilis pemeriksa media Hennepin County pada Rabu (3/6) menunjukkan bahwa mendiang Floyd positif terjangkit virus corona atau COVID-19 sejak awal April atau hampir 2 bulan sebelum kematiannya.

Pemeriksa medis bernama Dr. Andrew M. Baker menyatakan bahwa Departemen Kesehatan Minnesota telah melakukan uji swab terhadap hidung Floyd usai ia meninggal dunia. Hasil tesnya pun menunjukkan bahwa Floyd positif terjangkit COVID-19, tetapi kemungkinan itu adalah hasil positif yang bertahan lama dari infeksi sebelumnya.

Adapun virus corona tidak terindikasi berperan dalam kematian Floyd. Menurut Dr. Baker, Floyd kemungkinan tidak menunjukkan gejala COVID-19 pada saat kematiannya.

Sementara itu, mantan pemeriksa medis Kota New York yang turut melakukan autopsi independen untuk keluarga Floyd pada pekan lalu, Dr. Michael Baden, mengaku bahwa pihak otoritas setempat tidak memberitahunya tentang hal ini. Ia mengaku tak diberitahu jika Floyd positif COVID-19.


"Direktur pemakaman tidak diberitahu, dan kami tidak diberitahu, dan sekarang banyak orang berlarian meminta untuk diuji (corona)," jelas Dr. Baden dilansir New York Times pada Kamis (4/6). "Jika Anda melakukan autopsi dan jenazahnya positif terjangkit virus corona, wajar untuk memberitahu semua orang yang akan berhubungan dengan jenazah tersebut. Perlakuannya akan lebih hati-hati."

Menurut Dr. Baden, keempat orang polisi yang sebelumnya menahan Floyd harus menjalani tes corona. Begitu pula dengan sejumlah saksi mata.

Lebih lanjut, Dr. Baden menjelaskan bahwa hasil autopsi menyeluruh tersebut juga berisi tentang informasi yang tidak dapat ia akses. Seperti hasil toksikologi yang menunjukkan bahwa mendiang Floyd memiliki fentanyl dalam sistem tubuhnya. Dr. Baden mengaku bahwa kala ia melakukan autopsi, bagian dari jantung yang menunjukkan penyakit arteri koroner tidak disediakan.

Di sisi lain, ahli forensik di John Jay College of Criminal Justice, Lawrence Kobilinsky, mengaku terkejut dengan perbedaan antara hasil autopsi resmi yang dilakukan pihak otoritas setempat dengan hasil autopsi independen yang dilakukan Dr. Baden. Laporan resmi tidak menyinggung adanya pendarahan di dekat karotis, seperti yang disebutkan otopsi pribadi Dr. Baden.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru