Kutuk Kasus George Floyd, PM Inggris Beri Pesan Ini Untuk Trump
Dunia

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengutuk kasus kematian George Floyd. Ia juga memberikan pesan 'khusus' untuk Presiden AS Donald Trump terkait persoalan rasisme yang masih kerap terjadi.

WowKeren - Kasus kematian George Floyd menggerakan masyarakat untuk menghapus sistem rasisme yang kerap terjadi di berbagai negara terutama Amerika Serikat. Kasus ini juga mendapat sorotan dari berbagai tokoh penting negara, salah satunya Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson.

Johnson mengutuk pembunuhan George Floyd, warga kulit hitam Amerika Serikat yang tewas setelah lehernya ditekan dengan lutut polisi yang menangkapnya. Tak hanya itu, ia juga menyampaikan pesan untuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa kekerasan rasis tidak punya tempat di masyarakat.

"Kita berduka untuk George Floyd dan saya terkejut dan muak melihat apa yang terjadi padanya," ujar Johnson dilasir Associated Press, Kamis (4/6). "Dan pesan saya untuk Presiden Trump, untuk semua orang di Amerika Serikat, dari Inggris, adalah bahwa saya pikir rasisme atau ras, menurut pendapat saya yang saya yakin juga sama dengan pendapat sebagian besar orang di seluruh dunia -- rasisme, kekerasan rasis, tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita."

Tak hanya itu, Johnson juga mendukung adanya aksi-aksi demo untuk memprotes pembunuhan George Floyd, yang marak di AS selama beberapa hari terakhir. "Yang ingin saya katakan adalah saya pikir orang punya hak untuk memprotes agar perasaan mereka diketahui tentang ketidakadilan seperti apa yang terjadi pada George Floyd," tuturnya.

Johnson juga mengingatkan perlunya untuk tetap menjaga jarak saat berdemonstrasi di tengah pandemi virus Corona saat ini. "Saya akan mendesak orang-orang untuk memprotes secara damai dan sesuai dengan aturan tentang social distancing," tandasnya. "Nyawa setiap orang penting. Nyawa orang kulit hitam itu penting. Tetapi kita juga harus melawan virus ini."


Sebelumnya, kepala kepolisian Inggris mengeluarkan pernyataan bersama yang menyatakan mereka "terkejut dan ngeri dengan cara George Floyd kehilangan nyawanya". Namun, mereka mengimbau agar orang-orang di Inggris "bekerja sama dengan para polisi" saat aksi-aksi protes marak ketika lockdown (penguncian) Corona mulai dilonggarkan.

"Hak untuk melakukan protes secara sah adalah bagian penting dari setiap demokrasi, yang dijunjung dan difasilitasi oleh polisi Inggris," kata para kepala kepolisian tersebut dalam pernyataan mereka. "Tetapi virus Corona tetap merupakan penyakit mematikan dan masih ada pembatasan untuk mencegah penyebarannya, yang termasuk tidak berkumpul di luar dalam kelompok lebih dari enam orang."

Sementara itu, aksi demo terkait kasus kematian George Floyd terus berlanjut di Inggris. Ribuan orang turun ke jalanan London untuk ikut serta dalam aksi solidaritas untuk publik Amerika Serikat (AS) tersebut, pada Rabu (3/6) waktu setempat.

Para demonstran di London, yang kebanyakan memakai masker, membawa poster-poster bertuliskan 'Keadilan untuk George Floyd' dan 'Sudah cukup!' saat melakukan long-march dari Taman Hyde menuju distrik pemerintahan Whitehall di London bagian tengah.

Namun, ada sejumlah demonstran yang sempat terlibat bentrok dengan polisi yang berjaga di luar kantor PM Inggris di Downing Street. Beberapa demonstran lainnya berhenti dan melakukan aksi berlutut bersama saat kerumunan demonstran bergerak menuju Kedutaan Besar AS di London. Mereka membawa spanduk bertuliskan 'Black Lives Matter' dan mengangkat kepalan tangan ke atas.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait