Sungai di Siberia Berubah Jadi Merah, Presiden Vladimir Putin Tetapkan Status Darurat
AFP
Dunia

Lebih dari 20 ribu ton minyak dari tangki pembangkit listrik Norilsk Nickel tumpah. Sebanyak 6 ribu ton minyak meluber ke permukaan tanah dan sisanya masuk ke sungai-sungai yang berakhir di Laut Arktik.

WowKeren - Sebuah sungai di daerah Norilsk kota Siberia, Rusia, mendadak berubah warna menjadi merah. Perubahan ini disebabkan terjadinya insiden yang melibatkan perusahaan Norilsk Nickel yang merupakan salah satu perusahaan terkemuka dunia di bidang produksi nikel dan juga palladium.

Dilansir dari The Moscow Times pada Jumat (5/6), perusahaan ini tidak menyadari bahwa salah satu pembangkit listriknya di kota Norilsk telah runtuh pada. Pada insiden tersebut, tangki bahan bakar dari pembangkit listrik itu runtuh dan tenggelam ke dalam sungai yang mengalir di lokasi tersebut.

Disebutkan bahwa lebih dari 20 ribu ton minyak tumpah di sana. Sebanyak 6 ribu ton minyak meluber ke permukaan tanah dan 15 ribu ton sisanya masuk ke sungai-sungai yang berakhir di Laut Arktik.

Hal Ini menyebabkan daerah sungai tertutupi minyak seluas 12 km dari lokasi kejadian runtuhnya pembangkit listrik. Ini juga menyebabkan air sungai berubah warna menjadi merah darah. Melihat hal ini, Presiden Rusia Vladimir Putin pun mengecam perusahaan Norilsk Nickel karena keteledorannya.


"Mengapa lembaga pemerintah baru mengetahui tentang hal ini dua hari setelah kejadian terjadi," tutur Vladimir Putin. Akibat kejadian ini, seorang operator dan juga manajer pembangkit listrik telah ditahan pihak kepolisian.

Insiden ini juga membuat Vladimir Putin terpaksa memberlakukan situasi darurat di Rusia karena peristiwa tumpahan minyak tersebut. Ia mengkritisi habis-habisan perusahaan tambang nikel itu dan menyuruh orang yang tepat untuk menanganinya. Greenpeace Rusia mengatakan insiden sebesar ini menjadi yang pertama di Arktik jika dibandingkan dengan Exxon Valdez di Alaska pada 1989 silam.

Juru Bicara Pemerintah Rusia untuk Badan Penyelamatan Laut, Andrei Malov, mengatakan bahwa bala bantuan telah sampai di lokasi yang terpencil, Kamis (4/5) kemarin. Mereka akan berupaya membersihkan tumpahan minyak di laut mulai akhir pekan ini.

Sementara itu, aktivis lingkungan menyebut peristiwa ini menjadi kecelakaan terparah di wilayah Kutub Utara. "Insiden seperti ini tidak pernah terjadi di Rusia sebelumnya, apalagi di daerah Arktik. Akan memerlukan biaya banyak dan waktu kurang lebih 10 tahun untuk bisa membereskan kekacauan ini," tutur seorang aktivis lingkungan, Oleg Mitvol.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait