
Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Aceh Utara, Risawan Bentara menyebut jika para pengungsi itu dites COVID-19 untuk mengetahui apakah mereka terinfeksi corona atau tidak.
- Zodiak Yanuarita
- Kamis, 25 Juni 2020 - 15:42 WIB
WowKeren - Sebanyak 94 warga negara asing Rohingya ditemukan terombang-ambing di perairan Seunuddon, Aceh Utara. Mereka berteriak meminta tolong kepada nelayan setempat.
Berdasarkan hasil rapat Muspida Plus mereka akan dilepas ke lautan untuk melanjutkan perjalanan sesuai tujuan mereka. Hal itu sebagaimana dikemukakan oleh Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Aceh Utara, Risawan Bentara. Namun saat ini, kapal mereka masih diperbaiki di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Bayu, Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara.
Selain itu, Risawan menyebut jika para pengungsi itu dites COVID-19 untuk mengetahui apakah mereka terinfeksi atau tidak. Yang jelas, pihaknya telah mengikuti prosedur protokol kesehatan sesuai ketentuan.
"Apa yang disampaikan Forkopimda kita ikuti," kata dia di TPI, Kamis (25/6). "Kita juga tes kesehatan mereka, apakah terpapar corona atau tidak. Semua protokol kesehatan kita ikuti."
Sementara itu, keadaan para pengungsi tersebut masih lemas. Sembari menunggu kapal diperbaiki, mereka diberi makanan dan ditampung sementara di bekas Kantor Imigrasi Punteut, Lhokseumawe.
Terkait apakah pemerintah Aceh Utara akan menerima atau menolak para pengungsi tersebut, Risawan menyerahkannya pada Forkopimda. "Semua tergantung Forkopimda. Kami tidak bisa menyebut menerima atau menolak," terang Risawan.
Sementara itu, Komandan Korem (Danrem) 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Sumirating Baskoro mengungkapkan sejumlah pertimbangan untuk melepas kembali puluhan warga Rohingya tersebut. Selain memperbaiki kapal, pihaknya juga akan menyiapkan bahan bakar.
"Setelah diperbaiki kapal tersebut, kita juga akan mempersiapkan bahan bakar untuk kapal tersebut," kata Baskoro. "Dan kemudian direncanakan akan didorong kembali kapal tersebut di bawah pengawasan Polairud dan TNI Angkatan Laut untuk keluar dari perairan Indonesia."
Sementara itu, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid mendesak pemerintah untuk memberikan perlindungan pada para pengungsi tersebut. Terlebih banyak dari pengungsi tersebut yang masih usia anak-anak.
"Kami mendesak pihak berwenang di Indonesia," kata Usman melalui keterangan tertulis, Rabu (24/6). "Untuk memastikan penyelamatan, pendaratan dan perlindungan bagi para pengungsi."
(wk/zodi)