Selain Masyarakat Bandel, Epidemiolog Ungkap Faktor Penyebab Tingginya Angka COVID-19 di Jatim
Nasional

Selain karena kurangnya kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan, peraturan harus dibuat lebih tegas. Sehingga bisa menimbulkan efek jera bagi masyarakat.

WowKeren - Pakar epidemiologi Universitas Brawijaya dr Siswanto berbicara mengenai faktor yang menyebabkan masifnya penambahan pasien positif COVID-19 di Jawa Timur. Ia menyebut ada dua faktor.

Faktor pertama adalah banyak masyarakat yang masih kurang disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan COVID-19. Menurutnya, masih banyak protokol kesehatan COVID-19 yang belum dipatuhi oleh masyarakat.

Misalnya seperti memakai masker dan menjaga jarak. Namun, ia mengakui jika mengubah perilaku masyarakat bukanlah hal yang mudah melainkan diperlukan yang namanya proses. Meski sosialisasi sudah gencar dilakukan namun hal itu tidak bisa semudah membalikkan telapak tangan.

"Bila protokol kesehatan dijalankan dengan bagus itu tidak masalah. Cuma mengubah perilaku masyarakat ini kan tidak semudah itu," kata Siswanto, Jumat (10/7). "Enggak gampang seperti membalikkan telapak tangan, masih mengentengkan, meski sosialisasi lewat media-media sudah dilakukan."


Selain karena kurangnya kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan, Siswanto menilai jika peraturan harus dibuat lebih tegas. Sehingga bisa menimbulkan efek jera bagi masyarakat.

"Harus digiatkan penindakannya. Kalau ada masyarakat yang keluar tidak pakai masker ya jangan hanya terus dikasih masker," tegasnya. "Kalau begitu ya susah. Orang malah meremehkan tidak pakai masker."

Lalu faktor kedua adalah karena upaya pelacakan dan pengetesan semakin masif dilakukan di Jawa Timur. Dikatakan Siswanto, hasil tes yang rendah mengindikasikan minimnya daya tampung laboratorium atau memang rendahnya kasus positif.

"Misalnya PDP (pasien dalam pengawasan) banyak, jumlahnya (yang diperiksa) banyak, tapi yang diperiksa spesimennya sedikit, terus kemampuan laboratorium tidak sesuai ya hasilnya sedikit," jelasnya.

Sehingga jumlah kasus yang sedikit tak serta merta bisa disimpulkan bahwa kasus positif memang menurun namun harus dipahami lebih dalam. "Kalau diketemukan jumlahnya sedikit, kalau sedikit bukan berarti jadi baik karena kok turun. Tetapi bisa saja yang diperiksa sedikit," ucapnya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru