Garuda Ambyar Gegara Corona, Terlilit Utang Rp 32 T Sampai Diprediksi Rugi Total USD 1,1 M
Nasional

Garuda Indonesia mencatatkan kerugian yang cukup besar akibat pandemi virus Corona. Tak main-main, kerugian total yang diprediksi mencapai USD 1,1 miliar dengan utang yang tembus Rp 32 triliun.

WowKeren - Sektor pariwisata, termasuk industri penerbangan, benar-benar dibuat babak belur oleh pandemi virus Corona. Tak terkecuali Garuda Indonesia yang notabene merupakan perusahaan penerbangan pelat merah milik Indonesia.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, menyebut pendapatan perseroan saat ini menurun sampai hampir 90 persen. Padahal di sisi lain biaya operasionalnya hanya bisa ditekan sampai 60 persen, itu pun sudah dengan "mengorbankan" sejumlah pegawai yang bahkan memiliki jam terbang tinggi.

Bahkan, imbuh Irfan, saat ini posisi kas Garuda Indonesia sudah tercatat negatif dan bisa menyentuh sampai USD 220 juta pada akhir tahun nanti. Sedangkan cash flow perusahaan per 1 Juli 2020 tercatat hanya sebesar USD 14,5 juta.

Tak hanya itu, saldo utang usaha dan pinjaman bank Garuda Indonesia hingga 1 Juli 2020 mencapai USD 2,218 miliar atau setara Rp 31,9 triliun. Angka ini diproyeksikan makin bengkak apabila arus kas tak kunjung terbenahi.


"Kalau kita lihat posisi finansial Garuda di 1 Juli 2020, cashflow yang ada di perusahaan hanya USD 14,5 juta," kata Irfan di Ruang Rapat Komisi VI DPR RI, Jakarta, Selasa (14/7). "Sementara pinjaman bank sebanyak USD 1,3 miliar dan utang usaha dan pajak USD 905 juta."

Mirisnya lagi, imbas pandemi Corona menyebabkan Garuda Indonesia diproyeksi mengalami kerugian sampai total USD 1,1 miliar. Kerugian ini bahkan sudah dikurangi dana talangan pemerintah sebesar Rp 8,5 triliun yang diasumsikan cair tahun 2020 ini.

"Kami lihat posisi laba rugi di 2020 karena dana talangan akan turun," tutur Irfan, seperti dikutip dari Kumparan, Rabu (15/7). "Diperkirakan akhir tahun itu meningkat ruginya sebesar USD 1 miliar lebih."

Untuk mengatasi krisis yang terjadi, Garuda Indonesia sendiri berusaha melakukan sedaya upaya operasi penerbangan meski tengah dihimpit Corona. Namun di samping itu, Garuda juga "bergantung" pada dana talangan dari pemerintah Indonesia yang nilainya mencapai Rp 8,5 triliun.

"Secara total kami harus mengakui ada kebutuhan Rp 9,5 triliun, di mana dana pinjaman pemerintah yang kami harapkan saat ini Rp 8,5 triliun dan ada dana pinjaman melalui fasilitas ekspor khusus Rp 1 triliun. Kami sudah diskusikan sebelum PEN ini keluar," pungkas Irfan.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait