Bisnis Hiburan Malam Dihantam Corona, Banyak Disk Jockey Beralih Profesi Jadi Pedagang
Nasional

Ratusan disc jockey (DJ) di Jawa Barat terpaksa mengganggur karena dihantam wabah corona. Untuk bertahan hidup, sejumlah cara dilakukan para DJ, membuka bisnis online hingga pedagang.

WowKeren - Wabah corona (COVID-19) memberikan dampak besar terhadap perekonomian. Salah satunya bisnis hiburan malam yang terpaksa harus ditutup demi mencegah klaster baru penyebaran virus mematikan yang menyerang saluran pernapasan tersebut.

Akibat ditutupnya pusat hiburan malam, sejumlah disc jockey (DJ) pun menganggur, seperti yang terjadi di Jawa Barat. "Di Cirebon anggap ada 5 klub, masing-masing ada 4 orang saja udah 20. Ada Tasikmalaya, Bandung, kemudian Karawang dan daerah lain. Jadi sekitar 200, di luar DJ freelance," kata Ketua Persatuan Disc Jockey Indonesia (PDJI) Jawa Barat Yogi Chrisdiantara, Senin (20/7).

Ada perbedaan nasib antara kedua jenis DJ, yakni DJ yang tergolong pegawai di klub tersebut dengan DJ freelance. Bagi sebagian DJ yang tergolong karyawan, mereka masih dibayar meski tidak penuh, namun lebih banyak yang harus mencari cara untuk bisa bertahan hidup.

"Resident DJ memang kerja setiap hari, mereka dibayar bulanan. Tapi bagi mereka freelance, dibayar ketika perform," jelasnya. "Jadi sekarang ketika nggak ada lagi acara ya sudah nggak ada ikatan."


Untuk bisa bertahan hidup, sejumlah cara dilakukan para DJ, mulai mencoba jualan online hingga bidang lain. Namun, memang tidak semuanya berhasil apalagi jika dilihat makin banyak masyarakat umum yang juga berjualan, alhasil saingan pun kian banyak.

"Mereka banyak yang berusaha di online, tapi nggak semua," jelas Yogi. "Coba jualan tapi nggak semua punya nasib bagus di situ, mereka kan bukan bidangnya untuk jualan online tadi."

Yogi pun mengaku prihatin dengan kondisi ini. Terutama rekan seprofesinya yang berada di zona merah. "Nggak ada penghasilan, bantuan nggak sampai ke semua yang terdampak," imbuhnya. "Yang terdata orang-orang nggak mampu aja yang kena. Kaya profesi seperti kami ya nggak semua dapat bantuan."

Sementara itu, Pengusaha dan pegawai tempat hiburan malam menyatakan siap untuk menggelar aksi demo jilid kedua jika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak memenuhi tuntutan mereka. Pasalnya, sejak pandemi COVID-19 melanda, pelaku usaha maupun pegawai tidak bekerja selama sekitar 4-5 bulan.

Pemprov DKI Jakarta sendiri memutuskan untuk menunda pembukaan tempat hiburan malam setelah kasus baru COVID-19 di ibu kota kembali naik. Bahkan rencana pembukaan bioksop pada akhir Juli juga ditunda karena kondisi penularan COVID-19 yang masih belum membaik.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait