Waspada Pasien Sindrom Metabolik, Tingkat Kematian 3 Kali Lebih Besar Jika Kena Corona
Pixabay
Health

Penelitian ungkap bahayanya pasien sindrom metabolik jika terinfeksi virus corona (COVID-19), tingkat kematian berpotensi menjadi tiga kali lebih besar. Ini penjelasannya.

WowKeren - Gejala virus corona (COVID-19) pada setiap orang yang terinfeksi hingga saat ini masih terus diteliti dan menciptakan kebingungan. Pasalnya, banyak orang yang tidak merasakan gejala saat terinfeksi virus corona, sedangkan yang lainnya mengalami gejala sedang hingga parah yang mengakibatkan kematian.

Rupanya, sejumlah faktor kesehatan seseorang mempengaruhi efek gejala virus corona saat menginfeksi tubuh. Peneliti memaparkan jika seseorang yang memiliki sindrom metabolik berpotensi 3 kali lebih besar meninggal dunia akibat virus corona.

Dilansir The Sun, studi ini dipaparkan oleh peneliti dari Tulene University. Sindrom metabolik sendiri merupakan sekelompok kondisi gangguan kesehatan yang diderita seseorang. Diantaranya adalah obesitas, tekanan darah tinggi, hipertensi, trigliserida tinggi dan kolesterol high-density lipoprotein (HDL) rendah.

Oleh sebab itu, orang yang memiliki riwayat penyakit darah tinggi, diabetes dan obesitas akan menderita gejala virus corona lebih parah daripada lainnya. Bahkan, orang yang menderita kardiovaskular memiliki tingkat kematian jauh lebih tinggi saat terinfeksi COVID-19.


Peneliti menjelaskan semakin banyak seseorang mendapat didiagnosis itu, maka kondisinya akan memburuk saat terpapar corona. Adapun penelitian ini dilakukan dengan memeriksa kesehatan ratusan pasien secara langsung.

Sebanyak 287 pasien virus corona di rumah sakit Tulane Medical Center and University Medical Center di New Orleans telah diamati kesehatannya sejak 30 Maret hingga 5 April 2020. Periode tersebut juga bertepatan dengan puncak pandemi COVID-19 yang terjadi di News Orleans, Amerika Serikat (AS).

Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa lebih dari 85 persen pasien berkulit hitam non-hispanik memiliki sindrom metabolik. Selain itu, ditemukan juga 57 persen orang berusia rata-rata 61 tahun dan mayoritas wanita serta 66 persen pasien yang berpartisipasi memiliki kondisi tersebut.

Dalam penelitian tersebut, peneliti juga membagi pasien menjadi dua kelompok, yakni orang yang memiliki sindrom metabolik dan tidak. Hasilnya, 56 persen pasien sindrom metabolik harus menjalani perawatan intensif dan 24 persen tidak memerlukannya.

Peneliti memaparkan jika sindrom metabolik yang paling umum dijumpai pada pasien virus corona adalah hipertensi sebesar 80 persen. Lalu obesitas sebesar 65 persen, diabetes sebesar 54 persen dan HDL rendah sebesar 39 persen.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait