BPOM AS Bakal Percepat Ketersediaan Vaksin COVID-19
Dunia

Pernyataan ini muncul setelah Trump menuding FDA mempersulit upaya untuk menguji vaksin COVID-19 guna menunda hasilnya sampai setelah pemilu presiden 3 November.

WowKeren - Kepala Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) bersedia mempercepat vaksin COVID-19 secepat mungkin. Kepala FDA, Stephen Hahn, mengatakan badan tersebut bersedia menyetujui satu vaksin sebelum uji klinis tahap tiga selesai, selama para pejabat yakin bahwa manfaatnya lebih besar ketimbang risikonya.

Pernyataan ini muncul setelah Presiden AS Donald Trump pada Sabtu (29/8) lalu menuding anggota yang disebut deep state (jaringan rahasia di kalangan pejabat) yang bekerja di FDA mempersulit upaya untuk menguji vaksin COVID-19 guna menunda hasilnya sampai setelah pemilu presiden 3 November.

Sehari kemudian, FDA memberikan "otorisasi penggunaan darurat" pengobatan COVID-19, yang menggunakan plasma darah dari penyintas virus corona. "Otorisasi penggunaan darurat kami beda halnya dengan persetujuan penuh," kata Hahn, menambahkan bahwa keputusannya bukan karena tekanan politik. "Ini akan menjadi keputusan data, sains, dan medis. Ini bukan keputusan politik," tegasnya.

Menurut Hahn, cara paling aman agar vaksin tersedia untuk digunakan sebelum uji klinis tahap tiga selesai, yang akan melibatkan ribuan pasien dan membutuhkan waktu bertahun-tahun, adalah dengan mengeluarkan otorisasi darurat agar digunakan oleh kelompok tertentu daripada menunggu persetujuan penuh.


FDA menganjurkan para penyintas COVID-19 untuk mendonorkan darah mereka dengan harapan protein yang membentuk sistem kekebalan tubuh mereka dalam memerangi infeksi bisa membantu pasien lain. Menurut Hahn, sampai saat ini ada lebih dari 90 ribu penduduk AS yang bersedia mengikuti program donor, dan ada 70 ribu pasien virus corona yang mau mencoba terapi plasma.

Terapi plasma darah diyakini dapat mendorong pasien untuk melawan COVID-19 lebih cepat dengan bantuan antibodi penyintas. "Produk ini mungkin akan efektif dalam melawan COVID-19 dan yang paling terkenal dan keuntungan potensial dari produk itu lebih besar dibandingkan risiko yang diketahui," demikian pernyataan resmi FDA.

Metode pengobatan terapi plasma darah ini sebetulnya sudah digunakan pada sejumlah pasien di AS dan negara-negara lain. Namun, sejauh mana keefektifannya masih diperdebatkan oleh para ahli. Dan, beberapa ahli di antaranya telah memperingatkan bahwa hal itu dapat membawa efek samping.

Di sisi lain, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa pihaknya bersikap sangat berhati-hati dalam mendukung penggunaan plasma penyintas COVID-19 untuk mengobati pasien virus corona. WHO mengatakan, bukti bahwa plasma mampu menyembuhkan COVID-19 masih sangat rendah, bahkan disaat Amerika Serikat mengeluarkan otorisasi darurat untuk terapi tersebut.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait