Angka Penumpang KRL-TransJ Terus Naik, Satgas COVID-19 Minta Anies Evaluasi Ganjil-Genap
Nasional

Jumlah pengguna transportasi umum yang terus bertamabah selama penerapan sistem ganjil genap di DKI Jakarta membuat Satgas Penanganan COVID-19 meminta Gubernur Anies Baswedan untuk segera melakukan evaluasi.

WowKeren - Selama menjalankan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi, Pemprov DKI Jakarta juga kembali menerapkan kebijakan ganjil genap kendaraan bermotor. Sayangnya, kebijakan tersebut menuai banyak kritikan sejak awal mula diterapkan.

Kini, Satgas Penanganan COVID-19 nasional kembali menyinggung soal penerapan sistem ganjil genap di DKI Jakarta. Pasalnya, dengan adanya sistem ganjil genap tersebut menyebabkan volume penumpang transportasi umum semakin bertambah.

Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo mengatakan, sejak pemberlakuan ganjil genap di Jakarta, volume penumpang KRL naik 3,5 persen dari rata-rata 400 ribu orang per hari. "Kami juga sudah berbicara kepada pemerintah DKI Jakarta untuk melakukan evaluasi tentang menggunakan transportasi ganjil ganjil," katanya dalam rapat dengan Komisi VIII DPR, Kamis (3/9).

"Didapatkan data bahwa setelah adanya kebijakan ganjil genap untuk DKI terdapat peningkatan untuk transportasi kerta api sebesar 3,5 persen, dari rata-rata sekitar 400 ribu penumpang perhari," lanjutnya.


Kenaikan 3,5 persen ini cukup terasa dampaknya, yakni gerbong menjadi padat. "Angka 3,5 persen ini kelihatan sedikit, tapi karena jumlah penumpang yang ada di KRL ini cukup besar maka penambahan 3,5 persen ini akhirnya meningkatkan kepadatan di dalam gerbong," jelasnya.

Tak hanya kereta, TransJakarta juga menunjukkan peningkatan penumpang setelah pemberlakuan ganjil genap. Kenaikan volume penumpang ini mencapai 6 hingga 12 persen.

"Begitu juga transportasi di TransJakarta ada peningkatan 6-12 persen," ungkapnya. "Nah, ini jadi permintaan kami ke pemerintah DKI lakukan evaluasi sehingga upaya kita untuk mengurangi kerumunan ini bisa terlaksana."

Hal ini menjadi hal yang mengakhawatirkan karena pasien positif corona yang kini dirawat di Wisma Atlet Kemayoran rupanya mayoritas pengguna transportasi umum. "Kami mencoba mengumumkan data dari pasien yang dirawat di RS Wisma Atlet dari 944 pasien yang dirawat ternyata komposisi mereka terpapar COVID-19 sekitar 62 persen adalah pengguna transportasi umum," jelas Doni.

Oleh karena itu, Doni meminta kepada Kementerian PANRB dan BUMN untuk mengatur lebih ketat karyawan yang harus masuk ke kantor. "Dan kami sudah mengingatkan kepada Kementerian PANRB, dan juga BUMN, harus membatasi mencegah karyawannya yang menggunakan transportasi publik," tuturnya.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru