Pangeran Arab Saudi Sebut Kesepakatan Normalisasi UEA-Bahrain dengan Israel Sangat Mengecewakan
Dunia

Arab Saudi mengaku berkomitmen untuk mendukung kemerdekaan Palestina setelah Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain sepakat melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel.

WowKeren - Pangeran Turki al-Faisal mengatakan bahwa mendiang ayahnya, Raja Faisal bin Abdul Aziz, pasti kecewa dengan perjanjian yang ditandatangani antara UEA dan Bahrain dengan Israel, karena mengabaikan isu Palestina. Al-Faisal juga menyebut Presiden Amerika Serikat Donald Trump bukanlah perantara yang jujur untuk dunia Arab dan Israel.

"Saya harus mengatakan bahwa Presiden Trump bukanlah perantara yang jujur. Jika masih hidup, saya pikir almarhum raja akan kecewa," paparnya.

Pangeran Turki al-Faisal pernah menjabat sebagai kepala Al Mukhabarat Al Ammah, badan intelijen Arab Saudi, dan juga utusan Saudi untuk Inggris dan AS. Menurut dia, sanksi minyak yang diberlakukan ayahnya terhadap Washington di masa lalu bertujuan memaksa AS untuk menjadi perantara yang jujur antara Arab dan Israel.

Raja Faisal, yang memerintah Arab Saudi dari 1964-1975, menjatuhkan sanksi tersebut setelah AS menambah bantuan ke Israel selama Perang Arab-Israel 1973. Namun kini AS justru kembali mencampuri urusan diplomatik negara-negara Arab dengan menjadi perantara normalisasi Israel.


Sebelumnya, Arab Saudi memang menegaskan komitmennya untuk mendukung rakyat Palestina dan menolak segala ancaman terhadap kedaulatan dan integritas negara-negara Arab. Hal ini diungkapkan dalam sidang kabinet Arab Saudi yang digelar pada 15 September lalu, di mana mereka menyatakan mendukung semua upaya untuk mencapai kemerdekaan Palestina.

"Memungkinkan rakyat Palestina untuk mendirikan negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota," demikian kutipan sidang kabinet tersebut.

Klaim soal komitmen Arab Saudi untuk mendukung kemerdekaan Palestina ini diucapkan setelah Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain sepakat melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel. Perdamaian negara-negara itu dilaksanakan di Gedung Putih, Amerika Serikat pada Selasa waktu setempat.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, bahkan mengatakan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel hanya akan tercapai apabila negara Yahudi itu telah menandatangani perjanjian damai dengan Palestina.

Selain Arab Saudi, Qatar juga termasuk negara yang dengan tegas menolak normalisasi hubungan dengan Israel. Asisten Menteri Luar Negeri Qatar, Lolwah Alkhater, mengatakan bahwa mereka tidak mengikuti jejak UEA dan Bahrain untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel, dan tetap mendukung kemerdekaan Palestina.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait