Ada Ancaman Gelombang Tsunami Besar di RI, Kota-Kota Besar Ini Berpotensi Kena
Nasional

Berdasarkan Kajian Nasional Bahaya Tsunami untuk Indonesia, sebanyak 10 Ibu Kota Provinsi di Tanah Air disebut memiliki probabilitas terbesar untuk terkena tsunami.

WowKeren - Beberapa waktu lalu, Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan riset terkait potensi tsunami besar di Indonesia. Selain itu, pakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB) juga sempat menyita perhatian dengan temuan potensi tsunami setinggi 20 meter.

Berdasarkan Kajian Nasional Bahaya Tsunami untuk Indonesia, sebanyak 10 Ibu Kota Provinsi di Tanah Air disebut memiliki probabilitas terbesar untuk terkena tsunami. Urutannya adalah Denpasar, Jayapura, Bengkulu, Ternate, Manado, Banda Aceh, Manokwari, Padang, Ambon dan Mataram.

Melansir CNBC Indonesia, Denpasar sebagai Ibu Kota Provinsi Bali memiliki peluang mengalami tsunami besar atau di atas 3 meter sebanyak 1,4 persen. Tsunami ini berpeluang terulang lagi di Denpasar dengan rata-rata 71 tahun.

Kemudian Jayapura sebagai Ibu Kota Provinsi Papua memiliki peluang terkena Tsunami besar sebanyak 1,27 persen. Tsunami besar berpeluang terulang di Jayapura setiap 79 tahun.


Sedangkan kabupaten/kota yang berpeluang besar terkena tsunami dengan tinggi di atas tiga meter adalah Lampung Barat dengan probabilitas mencapai 7,3 persen. Kemudian disusul oleh Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat dengan probabilitas 6,9 persen.

Untuk diketahui, Kajian Nasional Bahaya Tsunami untuk Indonesia merupakan penelitian bersama dari sejumlah peneliti dari berbagai lembaga. Di antaranya adalah Nick Horspool, Ignatius Ryan Pranantyo, Jonathan Griffin, Hamzah Latief, Danny Natawidjaja, Widjo Kongko, Athanasius Cipta, Bustamam, Suci Dewi Anugrah, dan Hong Kie Thio.

Meski bencana dahsyat ini tak dapat diprediksi kapan akan terjadi, masyarakat tetap diminta untuk waspada dalam rangka mitigasi tsunami. adan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahkan telah mengungkap metode mitigasi "20-20-20" untuk menghadapi bencana dahsyat tersebut.

Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, "20-20-20" adalah skema mitigasi yang paling mudah diingat dan dipahami masyarakat. Skema itu menjelaskan jika masyarakat merasakan guncangan selama 20 detik, maka setelah itu harus mengevakuasi diri.

Angka 20 berikutnya merujuk pada potensi terjadinya tsunami 20 menit setelah guncangan tersebut. Masyarakat diimbau lari menjauhi pantai menuju tempat yang minimal ketinggiannya mencapai 20 meter.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru