Sejumlah oknum demonstran melampiaskan emosi mereka dengan merusak dan membakar fasilitas publik di DKI Jakarta. Aksi ini pun menuai kecaman dari warganet.
- Elvariza Opita
- Kamis, 08 Oktober 2020 - 20:11 WIB
WowKeren - Demonstrasi penolakan terhadap UU Cipta Kerja Omnibus Law terus berlangsung di beberapa wilayah Indonesia. Dan sebagian besar aksi massa ini berlangsung ricuh hingga mengakibatkan kerusakan di fasilitas-fasilitas umum.
Salah satunya terekam di DKI Jakarta. Tak main-main, demonstran terpotret sampai merusak halte busway Bundaran HI dan Tosari, serta Stasiun MRT.
"Halte Tosari yang lebih baru lagi juga diancurin guys," tulis @adriansyahyasin, salah satu warganet yang mengunggah video perusakan fasum itu. "Seneng lo semua ngehancurin fasilitas umum hah? Yang pake justru yang kalian 'perjuangkan' katanya. GO***K."
Dalam berbagai potret yang tersebar di media sosial, tampak perusakan dilakukan bahkan ketika situasi terasa lengang. Tak hanya itu, acap kali yang terekam merusak fasilitas publik itu adalah demonstran yang tidak mengenakan jas almamater selayaknya mahasiswa.
Warganet lain pun ikut memberikan tambahan informasi soal perusakan fasilitas umum selama demo. Tampak armada bus Transjakarta pun dicoret-coret dengan cat.
Demonstrasi memang berlangsung ricuh, bahkan aparat kepolisian sampai harus menembakkan gas air mata serta menggunakan meriam air demi memukul mundur massa. Hal ini terjadi salah satunya ketika "hujan batu" di Harmoni, Jakarta Pusat.
Kerusuhan demo yang terjadi ini pun juga menjadi perhatian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Gubernur Anies Baswedan dilaporkan mengerahkan sampai 20 ambulans setiap hari untuk mengevakuasi pendemo yang terluka kala demo.
"Iya, 15 sampai 20 (ambulans) per shift," ujar Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes DKI, Weningtyas, Kamis (8/10). "Sudah tiga hari, (dikerahkan) ke titik-titik yang ditentukan Polda."
Kendati demikian, sampai saat ini Dinkes DKI mengaku belum menerima data jumlah korban yang dievakuasi. Titik-titik yang menjadi lokasi penerjunan ambulans pun tidak diketahui pihak Dinkes.
(wk/elva)