Presiden Turki Erdogan Tuduh Rusia dan AS Pasok Senjata untuk Armenia dalam Perang dengan Azerbaijan
Getty Images
Dunia

Apa yang diucapkan Erdogan ini cukup kontras mengingat sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin telah berkomunikasi dengannya untuk bekerjasama menyelesaikan konflik.

WowKeren - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menuduh Rusia, Amerika Serikat, dan Prancis memasok senjata untuk pasukan Armenia dalam perang melawan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh.

"Apa yang mereka katakan tentang dukungan kami kepada saudara-saudara Azerbaijan kami? Apa yang dikatakan tiga Minsk Amerika Serikat, Rusia, Prancis? Mereka mendukung Armenia. Mereka menawarkan semua kemungkinan dukungan dalam hal persenjataan," kata Erdogan, sebagaimana dikutip dari CNN pada Selasa (20/10).

Apa yang diucapkan Erdogan ini cukup kontras mengingat sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin telah berkomunikasi dengannya untuk bekerjasama menyelesaikan konflik di sana. Dalam sebuah pernyataan, Kremlin menyampaikan bahwa kedua pemimpin negara itu menyerukan upaya bersama untuk mengakhiri pertumpahan darah secepat mungkin dan penyelesaian damai masalah Nagorno-Karabakh.

Namun, Azerbaijan dan Armenia masih terus bertempur di wilayah sengketa meski telah melakukan gencatan senjata. Mereka sendiri telah memberlakukan darurat militer dan melancarkan upaya mobilisasi. Kedua pihak yang terlibat konflik juga telah melaporkan adanya korban dari warga sipil.

Sebelumnya, gencatan senjata yang terjadi pada Sabtu (17/10) dilakukan menyusul eskalasi besar yang menyaksikan serangan rudal menewaskan 13 orang termasuk anak-anak kecil di Azerbaijan. Diketahui, serangan rudal menerjang sejumlah rumah di kota Ganja, Azerbaijan, pada Sabtu dini hari. Namun, gencatan senjata tersebut gagal dan kembali menimbulkan konflik.


Padahal gencatan senjata pertama juga gagal akibat kedua belah pihak saling menuduh melakukan serangan baru di Kaukasus Selatan sejak 1990-an. Baku mengatakan 13 warga sipil tewas dan lebih dari 50 lainnya cedera di kota Ganja oleh rudal dari Nagorno-Karabakh. Yerevan menuduh Azerbaijan menembaki daerah-daerah yang berpenduduk di kantong dan mengebom sasaran di Armenia.

Pertempuran itu adalah yang terburuk di wilayah tersebut sejak Azerbaijan dan pasukan etnis Armenia berperang pada 1990-an di Nagorno-Karabakh. Wilayah itu secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi dihuni dan diperintah oleh etnis Armenia.

Sementara itu, Nagorno-Karabakh sendiri merupakan bagian wilayah Azerbaijan yang dihuni oleh mayoritas etnis Armenia. Sejarah konflik dua pihak yang berada di wilayah Kaukasus ini sudah terjadi sejak perang Nagorno-Karabakh pada 1980 hingga 1994.

Usai keruntuhan Uni Soviet, wilayah ini memproklamasikan kemerdekaannya pada 1991. Namun, itu tak diakui dunia internasional. Referendum kemudian dilakukan pada 2017 dengan mayoritas mendorong kemerdekaan. Negara-negara besar pun kembali tak mengakui hasilnya. Hanya kepada Armenia Karabakh bergantung.

Perundingan berlarut-larut yang dimediasi negara-negara besar hingga kini tetap tak menemui hasil signifikan. Gencatan senjata antara Karabakh dengan Azerbeijan terakhir terjadi pada 1994.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait