Palestina Bahagia Trump Kalah di Pilpres AS, Sebut Era Terburuk Akan Berakhir
Getty Images
Dunia

Sekretaris Jenderal Prakarsa Nasional Palestina, Mustafa Barghouti, mengatakan bahwa pemerintahan Trump adalah peradaban presiden AS terburuk yang pernah ditemui di zaman modern.

WowKeren - Para pejabat Palestina menuturkan kekalahan Presiden Donald Trump dalam Pilpres Amerika Serikat akan melegakan rakyat mereka yang saat ini berada di bawah pendudukan Israel.

Dilansir dari CNN, seorang utusan khusus Presiden Palestina mengatakan bahwa pemerintahan Trump adalah era terburuk bagi Ramallah. Warga Palestina pun gembira karena kini era terburuk tersebut akan berakhir, meski mereka tak terlalu berharap banyak.

"Bagi kami, ini adalah keuntungan untuk menyingkirkan Trump. Namun, kami tidak mengharapkan perubahan strategis yang penting dalam sikap Amerika terhadap perjuangan Palestina," ujarnya.

Sekretaris Jenderal Prakarsa Nasional Palestina, Mustafa Barghouti, mengatakan Trump adalah peradaban presiden AS terburuk yang pernah ditemui di zaman modern. "Trump menghancurkan hubungan internasional dan politik. Apa yang disebut 'Kesepakatan Abad Ini' adalah hal terburuk yang dia lakukan kepada Palestina," ujarnya, merujuk pada kesepakatan normalisasi hubungan antara Israel dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain.

Gerakan Mujahidin, bagian dari aksi perlawanan Palestina, juga mengomentari hasil pilpres dengan mengatakan kejatuhan Trump sama dengan runtuhnya semua sistem yang telah mengkhianati rakyat mereka sendiri dan Palestina.

Komentar serupa sebelumnya juga telah diutarakan oleh Presiden Mahmoud Abbas. Sebelumnya, Abbas meminta Presiden AS terpilih Joe Biden meningkatkan hubungan dengan Palestina yang runtuh di era Trump.


Dalam sebuah pernyataan ucapan selamat kepada Joe Biden dan Kamala Harris, Abbas berharap bisa bekerja dengan pemerintahan AS mendatang. Dia berharap hubungan Palestina-Amerika akan membaik, mencapai kebebasan, kemerdekaan, keadilan, dan martabat bagi rakyatnya.

Lebih lanjut, Abbas juga memutuskan hubungan dengan pemerintahan Trump dan menuduhnya sangat pro-Israel. Trump telah memotong dana ke badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), UNRWA, yang bertanggung jawab atas pengungsi Palestina.

Abbas yang mengepalai Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah, telah memutuskan hubungan dengan pemerintahan Donald Trump dan menuduh pria 74 tahun tersebut sangat pro-Israel.

Sebagaimana diketahui, Trump memotong dana ke badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), UNRWA, yang bertanggung jawab atas pengungsi Palestina. Dia juga menolak anggapan bahwa Yerusalem timur yang dicaplok Israel akan menjadi ibu kota negara Palestina di masa depan. Dia justru mengakui Yerusalem sebagai ibu kota yang tidak terbagi dari Israel.

Tak hanya itu, Trump juga menghindari mengkritik pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat, hal itu melanggar kebijakan AS selama puluhan tahun bahwa perluasan permukiman merupakan hambatan bagi perdamaian di kawasan itu.

Terlepas dari hal tersebut, pasangan capres-cawapres Biden-Harris berhasil meraih posisi presiden-wakil presiden setelah melewati perolehan 270 suara elektoral. Sedangkan rivalnya, Trump-Pence, meraih 213 suara elektoral. Dalam pernyataan resminya, Biden mengungkapkan rasa bangga akan kepercayaan rakyat AS padanya dan Kamala Harris untuk mengampu masa jabatan berikutnya.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait