Kartun Nabi di Majalah Charlie Hebdo Dilarang Ditunjukkan di Sekolah Prancis
Dunia

Eks Menteri Pendidikan Prancis menyebut bahwa masyarakat tidak boleh dihina hanya untuk mempertahankan kebebasan berekspresi, sebagaiamana yang dilakukan oleh majalah Charlie Hebdo.

WowKeren - Mantan menteri pendidikan Prancis, Luc Ferry, menggambarkan kartun yang menghina Nabi Muhammad di majalah humor Charlie Hebdo sebagai "hal menjijikkan" dan kartun tersebut tidak boleh ditampilkan di dalam kelas.

Luc Ferry mengatakan bahwa insiden pembunuhan seorang guru bernama Samuel Paty setelah menunjukkan karikatur tersebut pada muridnya merupakan suatu hal yang sangat mengejutkan. "Kita tidak harus menayangkan kartun-kartun yang menjijikkan dalam batasan pornografi ini," kata Ferry menanggapi kartun yang menghina Nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo.

Menekankan bahwa masyarakat tidak boleh dihina hanya untuk mempertahankan kebebasan berekspresi, Ferry mengungkapkan jika kartun penghinaan Charlie Hebdo ditampilkan di kelas, maka kartun Nabi Isa dan Nabi Musa yang mengkritik Yudaisme dan Kristen juga harus ditampilkan.

Ferry lantas mengatakan pemerintah hanya fokus pada cara yang salah untuk memerangi terorisme. Ferry mengatakan bahwa RUU "separatis Islam" tak diperlukan dalam agenda pemerintah dan Prancis tak memiliki masalah seperti itu.


Di sisi lain, Prancis sendiri kini tengah menjadi sorotan global. Hal ini bermula setelah majalah satire Prancis, Charlie Hebdo, mengumumkan menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad pada September lalu. Penerbitan ulang dilakukan untuk menandai dimulainya persidangan penyerangan kantor mereka terkait karikatur itu pada 7 Januari 2015 silam.

Ketika itu, 12 orang termasuk beberapa kartunis terkemuka, tewas dalam serangan yang dilakukan dua bersaudara, Said dan Cherif Kouachi, di kantor Charlie Hebdo, Paris.

Sejumlah politikus Prancis, terutama partai sayap kanan Front Nasional pimpinan Marine Le Pen, mendukung penerbitan karikatur itu serta menghubungkan aksi teror dengan ajaran Islam dan menyuarakan ujaran anti-Islam. Sementara, Presiden Macron menyatakan tidak bisa mencampuri keputusan redaksional majalah dengan dalih kebebasan berekspresi.

Tak hanya itu, Emmanuel Macron menyebut Islam tengah mengalami krisis. Dia juga menuding Islam bertekad mengubah nilai-nilai liberalisme dan sekularisme di Prancis. Hal ini membuatnya menuai kecaman dari banyak pihak, termasuk negara-negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam.

Sementara itu, saat ini Prancis juga mengalami sejumlah serangan teror. Sebelumnya, seorang guru bernama Samuel Paty dipenggal kepalanya usai menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas yang ia ajar. Kemudian ada pula tiga warga di dalam gereja Notre-Dame di Nice yang dibunuh oleh pria asal Tunisia.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru